Perkuat Sinergi, Akmal Malik Pimpin HLM Pengendalian Inflasi di Sulbar

Pemprov Sulawesi Barat | CNN Indonesia
Rabu, 09 Nov 2022 12:04 WIB
Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Akmal Malik membuka kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah se-Sulawesi Barat di Kabupaten Majene pada Rabu (9/11). (Foto: Pemprov Sulbar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Akmal Malik membuka kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah se-Sulawesi Barat di Kabupaten Majene pada Rabu (9/11).

Saat itu, Akmal menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia sebagai kolaborator dalam upaya menekan inflasi. Akmal mengakui, inflasi telah menjadi perhatian Presiden Joko Widodo, dan langsung ditindaklanjuti oleh Menteri Dalam Negeri.

Menurut Akmal, Sulbar pun memberikan perhatian serius terkait isu inflasi ini. Adapun beras dan minyak di Sulbar disebut terdata surplus.

Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Akmal Malik membuka kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah se-Sulawesi Barat di Kabupaten Majene pada Rabu (9/11). (Foto: Pemprov Sulbar)

"Distribusi pasokan pangan menjadi kunci agar inflasi dapat ditekan, seperti daerah yang memiliki pasokan lebih dapat menyuplai darah yang mengalami kekurangan, inilah menjadi esensi," katanya.

Hal berikut yang juga jadi perhatian Akmal adalah isu tata kelola, di mana banyak anggaran terkait penanganan inflasi yang tak tersalurkan dengan maksimal. Untuk itu, Akmal memerintahkan kepala dinas terkait untuk melakukan pengadaan bibit di setiap kabupaten tanaman yang berpotensi, sebagai antisipasi ancaman inflasi pada Desember mendatang.

Sementara, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Sulbar Hermanto mengaku bersyukur atas data BPS yang menyatakan perekonomian Sulbar menunjukkan hal positif, dengan pertumbuhan mencapai 3,39 persen.

"Meningkat dibandingkan sebelumnya, ini tentunya hal yang positif sejak Covid kita mengalami pertumbuhan negatif, dan saat ini positif lagi," kata Hermanto.

Dalam skala nasional, lanjut Hermanto, Sulbar masih berada di peringkat enam terendah dengan pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 5,26 persen pada Oktober 2022. Dia memprediksi, Sulbar dapat kembali mengalami inflasi jika tidak ditangani dengan serius.

"Namun kita masih punya dua bulan, November dan Desember, resiko inflasi cukup tinggi. Sehingga ini menjadi perhatian untuk menekan infalasi khususnya untuk pangan," kata Hermanto.

(rea)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK