Koalisi Usung Anies Batal Deklarasi 10 November, Demokrat Buka Suara

CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2022 08:11 WIB
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut tim kecil terdiri dari PKS, Demokrat dan NasDem masih mencari format koalisi untuk Pilpres 2024. (Foto: Arsip Pribadi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan bahwa pelaksanaan deklarasi pembentukan koalisi dengan NasDem dan PKS membutuhkan waktu persiapan.

Rencananya koalisi Demokrat, NasDem dan PKS yang mengusung calon presiden Anies Baswedan bakal dideklarasikan hari ini, Kamis 10 November, namun batal.

"Tentu butuh waktu dalam persiapannya," kata Herzaky dalam keterangannya, Rabu (9/11).

Menurut Herzaky, momentum deklarasi koalisi bisa menjadi game changer yang mengubah peta kontestasi saat ini.

Dia bilang, ada harapan besar dari masyarakat yang kini ditumpukan kepada koalisi yang hendak dibentuk oleh partainya bersama NasDem dan PKS. Menurutnya, rakyat menantikan koalisi itu terbentuk serta mewujudkan perubahan dan perbaikan di negeri ini.

"Rakyat sudah lelah terus didera kenaikan harga-harga, dari harga barang kebutuhan sehari-hari, bahan bakar minyak, listrik, gas, sedangkan penghasilan mereka tidak kunjung meningkat. Kesulitan ekonomi benar-benar rakyat rasakan dalam dua tahun terakhir ini," ucapnya.

Namun deklarasi koalisi masih membutuhkan kesepakatan menyeluruh, termasuk soal bentuk perubahan yang dikehendaki dan cara mewujudkan itu.

Herzaky bilang hal itu terus dijajaki oleh tim kecil yang terdiri dari perwakilan Demokrat, NasDem dan PKS. a.

"Lalu, sosok seperti apa yang bisa mewujudkan dan mengawal program-program ini. Apa kriteria capres-cawapres paling tepat dan mekanisme penentuannya," ucap dia.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya memastikan bahwa rencana deklarasi koalisi partainya dengan Partai Demokrat dan PKS batal dilakukan pada 10 November 2022.

Menurutnya, ada sejumlah alasan deklarasi koalisi itu batal diselenggarakan. Pertama, Majelis Syura PKS baru menggelar rapat pada Desember 2022 mendatang. Kedua, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) baru pulang ke Indonesia pada 10 November 2022.

"Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama, karena memang satu PKS akan rapat Majelis Syura itu akhir tahun Desember. Kedua, Mas AHY dan kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu," kata Willy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/11).

Ia pun menyampaikan bahwa Partai NasDem menghormati mekanisme yang berlangsung di internal Partai Demokrat dan PKS.

Willy memperkirakan deklarasi kemungkinan digelar pada akhir tahun. Namun, ia tak menutup kemungkinan Partai Demokrat dan PKS akan melakukan deklarasi masing-masing lebih dulu.

"Paling cepat akhir tahun. Tapi tidak tertutup kemungkinan one by one, setelah NasDem, Demokrat mungkin PKS. Jadi tidak mesti deklarasi bersama tapi juga partai per partai karena itu juga berbicara, kita mengutamakan satu, spiritnya yang sama dengan nama koalisi perubahan " tutur Willy.

Sementara itu, Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan pembatalan rencana deklarasi koalisi antara partainya dengan Partai NasDem dan Partai Demokrat pada 10 November 2022 bukan berarti tanda keretakan.

Menurutnya, hal tersebut merupakan proses alami dalam membangun koalisi demi mencapai titik temu kepentingan semua pihak terkait.

"Mundurnya deklarasi tersebut bukan berarti tanda keretakan atau ancaman, tetapi ini merupakan proses alamiah dalam membangun koalisi. Karena inti dari koalisi adalah bertemunya titik kepentingan semua pihak yang akan berkoalisi," ucap Kholid saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (8/11).

(mts/wis)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK