Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menyebut deklarasi pembentukan koalisi parpol batal digelar hari ini karena mekanisme internal Demokrat dan PKS belum rampung.
Ali mengatakan pembatalan deklarasi bukan karena belum ada kesepakatan soal calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan yang diusung NasDem sebagai capres.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sekali lagi saya bilang bahwa setiap partai itu punya mekanisme sendiri-sendiri. Tidak ada deal-deal-an [soal cawapres] ini kan bukan dagang sapi," kata Ali saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai NasDem ke-11 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (10/11).
Ali mengklaim saat ini proses yang dilalui oleh PKS terus mendekati akhir.
"Bukan berarti bahwa koalisi itu ada masalah, tidak. Kalau hari ini teman-teman PKS mengatakan sudah 90 persen. Kalau saya bilang hari ini sudah naik 2 persen jadi 92 persen, koalisi itu sudah insyaallah akan terbentuk," ujarnya.
Ali menjelaskan rencana deklarasi 10 November itu direncanakan bertepatan dengan hari ulang tahun NasDem dan bisa menjadi hadiah besar. Namun, Namun menurutnya, NasDem tetap menghormati proses internal masing-masing partai.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya memastikan bahwa rencana deklarasi koalisi partainya dengan Partai Demokrat dan PKS batal dilakukan pada 10 November ini.
Menurutnya, ada sejumlah alasan deklarasi koalisi itu batal diselenggarakan. Pertama, Majelis Syura PKS baru menggelar rapat pada Desember 2022. Kedua, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) baru pulang ke Indonesia pada 10 November 2022.
"Paling cepat akhir tahun. Tapi tidak tertutup kemungkinan one by one, setelah NasDem, Demokrat mungkin PKS. Jadi tidak mesti deklarasi bersama tapi juga partai per partai karena itu juga berbicara, kita mengutamakan satu, spiritnya yang sama dengan nama koalisi perubahan " tutur Willy.