Bareskrim Polri memburu keberadaan pemilik perusahaan pemasok atau supplier CV Samudera Chemical yang diduga mengoplos bahan baku obat sirop dengan etilen glikol (EG) pemicu gagal ginjal akut.
Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto mengatakan pencarian dilakukan karena pemilik CV Chemical Samudera berinisial E tersebut urung memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik pada Rabu (9/11) lalu.
Panggilan pemeriksaan dikeluarkan saat penyidik menggeledah kantor CV Samudera Chemical yang terletak di wilayah Depok, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedang kita cari. Karena pemiliknya sementara tidak ada di tempat. Pemanggilan kemarin pada saat kita lakukan pemeriksaan," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (14/11).
Sebelumnya Karo Penmas Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut CV Chemical Samudera diduga mengoplos bahan baku obat sirop dengan etilen glikol (EG).
Ramadhan menyebut hal itu didukung oleh temuan barang bukti berupa senyawa propilen glikol (PG) dan EG yang disimpan dalam drum pada saat penggeledahan pada Rabu (9/11).
"Didapatkan fakta bahwa satu barang bukti yang ada di TKP, yaitu PG dan EG yang berada di dalam drum atau tong putih bertuliskan label DOW (The Dow Chemical Company) diduga merupakan bahan baku tambahan yang diorder PT AF melalui PT TBK dan PT APG," ujar Ramadhan dalam konferensi pers, Jumat (11/11).
Ramadhan mengatakan drum berlabel PT Dow Chemical Company yang digunakan oleh CV Chemical Samudera tersebut diduga palsu.
Dari hasil penyelidikan, Ramadhan menyebut CV Chemical Samudera diduga menggunakan drum tersebut untuk meracik atau mengoplos zat cemaran EG. Karenanya, kata dia, kandungan EG dalam bahan baku tersebut melebihi ambang batas yang sudah ditentukan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya mengatakan data yang dilaporkan dari seluruh rumah sakit di 28 provinsi menunjukkan hasil pemeriksaan yang konsisten, yakni faktor risiko terbesar penyebab gagal ginjal akut (GGAPA) adalah toksikasi dari EG dan DEG pada obat sirop.
Sementara itu, jumlah temuan kasus GGAPA di Indonesia telah mencapai 324 orang per Minggu (6/11). Ratusan kasus itu tersebar di 28 provinsi Indonesia dengan kasus kematian ditemukan pada 195 anak.
(tfq/wis)