Politikus PDIP Masinton Pasaribu menolak untuk mengaitkan momen satu meja antara Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di jamuan makan malam G20, sebagai sinyal koalisi PDIP dan Demokrat.
Masinton mengatakan koalisi tak bisa dibentuk hanya lewat satu pertemuan spontan. Menurut dia, kerja sama politik harus dibangun secara intens dan waktu yang panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga enggan berbicara jauh soal itu sebab merupakan wewenang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Itu nggak bisa lah dalam momen satu pertemuan disebut itu sebuah kerjasama. Artinya untuk kerjasama ya dinamis, panjang pembicaraan," katanya di kompleks parlemen, Rabu (16/11).
Menurut Masinton, momen bersama antara SBY dan Mega terjadi secara spontan sebagai sesama mantan presiden. Keduanya datang sebagai undangan bersama para mantan wakil presiden, seperti Jusuf Kalla, Hamzah Haz, dan Try Sutrisno.
Di sisi lain, anggota Komisi XI DPR itu memandang kebersamaan tersebut baik untuk mencegah polarisasi di tengah masyarakat.
"Para pemimpin elit kita ternyata bisa duduk bareng. Maka di masyarakat jangan sampe terbawa suasana politik keterbelahan," katanya.
Masinton turut angkat suara soal warna biru baku yang dikenakan Mega. Menurutnya, warna tersebut tak menunjukkan apapun, sebab kader PDIP bisa mengenakan baju warna apapun di luar agenda partai.
"Nampak orang perjuangan, ideologi perjuangan kerakyatan itu merah. Kalau untuk busana fashion sehari-hari bisa bermacam macam warna," katanya.
(thr/isn)