Kemenag Respons Kabar Beasiswa Program Doktor Luar Negeri Belum Cair
Kementerian Agama (Kemenag) menjelaskan kabar soal keterlambatan pencairan beasiswa Program 5.000 Doktor Luar Negeri. Masalah itu sebelumnya diberitakan sejumlah media.
Kasubdit Ketenagaan pada Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Ruchman Basori mengatakan sejak tahun anggaran 2022, beasiswa yang semula dibiayai APBN DIPA Ditjen Pendidikan Islam ini sekarang dibiayai oleh LPDP. Hal itu lah yang membuat pencairan beasiswa terlambat.
"Jadi ada masalah sedikit, cerita kemarin itu dari kami ini ada perubahan manajemen, soal peralihan anggaran APBN ke LPDP," kata Ruchman saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (18/11).
Ia mengklaim saat ini pencairan telah dilakukan secara bertahap. Merujuk data situs remsi Kemenag per 3 November, tercatat ada 136 peraih beasiswa (awardee) yang sudah menerima pembayaran Tuition Fee (biaya semester) dan Living Allowance (uang saku).
"Tuition fee sudah terbayar, memang ada beberapa yang belum terbayar. Termasuk living allowance itu sudah dilakukan relaksasi dengan LPDP, memang ada yang belum," katanya.
Terpisah, Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani mengatakan sejak 29 Oktober 2022, tim Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama dan LPDP melakukan koordinasi intensif untuk melakukan percepatan pencairan beasiswa Program 5.000 Doktor Luar Negeri.
Ditjen Pendidikan Islam dan LPDP telah membentuk semacam task force percepatan dan secara bertahap mencairkan tuition fee dan living allowance para awardee.
Ia menyebut pencairan bertahap itu dilakukan sebagai upaya simultan untuk bisa segera memenuhi hak-hak awardee.
"Alhamdulillah, proses koordinasi dengan pihak awardee juga terus berjalan. Mereka kooperatif juga dalam pemenuhan persyaratan administratif dan itu ikut mempercepat proses pencairan living allowance yang tertunda sejak Januari 2022," kata dia dalam keterangan tertulis yang dikutip, Jumat.
(rzr/wis)