Kepala BNPB Suharyanto mengimbau kepada masyarakat terdampak gempa di Cianjur agar tidak perlu khawatir dirawat di rumah sakit. Menurutnya, risiko gempa susulan tidak akan besar dan berbahaya.
"Kedua, terkait rumah sakit ini kan ibu BMKG cerita dengan BPBD, BNPB, sudah keliling sosialisasi ke masyarakat kalau gempa ini enggak akan besar lagi," ujar Kepala BNPB Letjen Suharyanto di Posko Tanggap Darurat, Kantor Bupati Cianjur, Selasa (22/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang sama, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa perkembangan kegempaan kian melemah sehingga tidak perlu lagi dicemaskan.
Lebih dalam, menurut Dwikorita, dalam jangka waktu empat hari gempa-gempa tersebut kian berkurang dan akan berhenti.
Sementara itu, kata Suharyanto, bagi korban yang masih khawatir gempa, juga telah tersedia tenda di depan bangunan rumah sakit. Bahkan, di RSUD Sayang pernah mengambil tindakan berupa operasi kecil di tenda.
"Yang masih pada takut ini di depan RSUD Cianjur, RSUD Sayang itu sudah didirikan tenda-tenda. Bahkan, di RSUD Sayang ada operasi kecil yang dilakukan di tenda darurat," pungkas Suharyanto.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 5,6 telah mengguncang Cianjur pada Senin (21/11) sekitar pukul 13.21 WIB.
Teranyar, Korban meninggal dunia bertambah menjadi 268 orang per pukul 17.00 WIB, Selasa (22/11). Dari jumlah itu, 122 orang telah teridentifikasi.
"Korban meninggal dunia sekarang ada 268 orang. Dari 268 itu yang sudah teridentifikasi siapa-siapanya ini sebanyak 122 jenazah," kata dia.
Suharyanto juga mengungkapkan sebanyak 1.083 orang luka-luka. Jumlah pengungsi mencapai 58.362 orang.