Tilas Jejak ISIS di Ormas Garis, Pencabut Label Gereja Tenda Cianjur

CNN Indonesia
Senin, 28 Nov 2022 11:08 WIB
Ormas Gerakan Reformis Islam (Garis) yang mencabut label gereja di tenda bantuan korban gempa Cianjur punya riwayat mengirim orang indonesia ke Suriah.
Pimpinan ormas Gerakan Reformis Islam (Garis) Chep Hernawan pernah mengaku telah mengirim banyak orang Indonesia ke Suriah untuk berperang (Sandy Indra Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ormas Gerakan Reformis Islam (Garis) menuai sorotan usai beredar video pencabutan label gereja di tenda pengungsian korban gempa Cianjur, Jawa Barat.

Kepolisian memastikan orang yang mencabut label Tim Aksi Kasih Gereja Reformed Injil Indonesia itu merupakan bagian dari ormas Garis.

Aksi pencopotan label gereja itu terjadi di empat wilayah pengungsian yakni di desa Cibulakan, Desa Genjot, Desa Telaga, dan Desa Sarampad.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riwayat Ormas Garis

Ormas Garis merupakan kelompok Islam yang dibentuk pada 24 Juni 1998. Tidak lama setelah Orde Baru runtuh.

Kelahirannya digagas oleh Chep Hernawan bersama tokoh-tokoh Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) seperti Anwar Harjono dan Husein Umar.

Sejak saat itu, Chep Hernawan didapuk sebagai Ketua Umum Garis hingga kini digantikan oleh anaknya. Kapolres Garut AKBP Doni Hermawan telah mengonfirmasi kepemimpinan Chep Hernawan di Garis dahulu.

Chep adalah putra dari Ahmad Syafe'i alias Haji Dapet yang pernah terlibat peristiwa kerusuhan Tanjung Priok pada 1984, sekaligus pengusaha kondang asal Cianjur, Jawa Barat.

Kala itu, DDII menganggap reformasi 1998 telah ditunggangi oleh kelompok sekuler dan komunis.

Guna menangkal itu, dibentuklah Garis, yang menurut Chep Hernawan bertujuan untuk menegakkan syariat Islam di Indonesia dan membuat reformasi 1998 berpihak kepada umat Islam.

Meskipun, Garis dideklarasikan di Asrama haji Pondok Gede, Jakarta. Tetapi, ormas ini berpusat di Cianjur dan secara keanggotaan juga tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

Ormas ini disebut-sebut juga memiliki basis yang cukup kuat di pesantren, dan kerap merekrut santri di pesantren-pesantren di Cianjur dan juga mantan preman untuk menjadi anggotanya. Akan tetapi dalam kasus pencopotan label gereja polisi telah memastikan bahwa orang-orang yang terlibat bukanlah warga di lokasi terdampak. Pelakunya berasal dari luar empat wilayah tersebut.

Pemimpin ISIS (Islamic States of Iraq and Syria) Regional Indonesia Chep Hernawan (tengah) menghadiri seminar Radikalisme dan Ketahanan Nasional di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Kamis (30/10) malam. Seminar tersebut membahas penanganan arus terorisme dan radikalisme dalam menjaga keamanan nasional. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/ss/Spt/14Chep Hernawan, pimpinan ormas Garis pernah mengaku telah ditasbihkan menjadi pimpinan ISIS regional Indonesia (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/ss/Spt/14)

Dikaitkan dengan ISIS

Dalam penelitian yang berjudul "Gerakan Sosial dalam Transisi Demokrasi" karya Reza Rachmat Ramadhan (2016), menyebut, Garis kerap dikait-kaitkan dengan gerakan ISIS di Suriah.

Reza dalam risetnya menyebut sejumlah anggota Garis beberapa kali pernah dipanggil polisi karena diduga terlibat dalam aksi terorisme dan berkaitan dengan ISIS.

Reza sempat mewawancarai beberapa anggota Garis dan rata-rata dari mereka mendukung tegaknya Khilafah Islamiyah di Indonesia dan juga mendukung ISIS.

Selain itu, pada 2014 lalu, Chep selaku pimpinan Garis juga pernah mengklaim telah ditasbihkan sebagai Presiden Regional ISIS Indonesia.

Bahkan, pada tahun 2015, ia mengaku telah mengirim lebih dari 100 WNI ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan rela menggelontorkan duit hampir Rp1 miliar.

Chep masih tetap menampik bahwa dirinya terafiliasi dengan jaringan terorisme. Ia bahkan menantang untuk dibuktikan keterlibatannya dalam jaringan terorisme.

Ia berjanji akan memberikan imbalan sebesar Rp1 miliar kepada pihak yang bisa menunjukkan bukti polisi pernah membuat berita acara pemeriksaan (BAP) terhadap dirinya.

"Saya bilang, kalau saya ada indikasi jaringan teroris, apakah pernah? Coba dicek di polda mana, apa pernah di-BAP oleh mereka atas kasus terorisme, kalau ada saya pernah di-BAP oleh Mabes Polri, Brimob, [atau] polda saya bayar Rp1 miliar," kata Chep kepada CNNIndonesia.com, (13/3/19).

Chep Hernawan juga pernag ditangkap Polres Cianjur pada Maret 2015 lalu. Dia ditangkap bukan atas kasus terkait ISIS, tetapi soal penipuan yang dilakukannya pada 2010 lalu.

"Iya, benar yang bersangkutan kami tangkap kemaren di rumahnya. Atas kasus 378 KUHP (penipuan)," kata Kapolres Cianjur kala itu, Ajun Komisaris Besar Dedy Kusuma Bakti.

Sebelum ditangkap, Chep sudah pernah diperiksa dalam kasus penipuan ini. Hanya saja, penyidik Polres Cianjur mendapatkan petunjuk baru dari jaksa penuntut umum sehingga diperlukan lagi pemeriksaan kedua terhadap Chep Hernawan.

(mnf/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER