Sebuah pesantren yang dihuni 16 orang di Dusun Umbulan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur menolak dievakuasi. Padahal lokasi mereka berada dalam zona merah erupsi Semeru.
Salah satu relawan, Indra Sutrisno, mengungkap kesulitan saat pihaknya hendak mengevakuasi santri dan penghuni pesantren itu.
"Untuk warga [sekitar] sudah mengungsi semua, cuma ada beberapa yang memang bandel, tidak mau dievakuasi. Itu di pondok Umbulan," kata Indra saat dikonfirmasi, Senin (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, kondisi desa sudah diselimuti debu abu vulkanik. Langit berangsur menghitam, suara gemuruh juga terus terdengar, Minggu (4/12) pagi.
Relawan sudah berhasil mengevakuasi seluruh warga di dusun itu. Seluruhnya menurut demi keselamatan bersama.
Namun, Indra mengatakan, cekcok terjadi saat relawan berupaya mengevakuasi penghuni salah satu pesantren. Seorang yang diduga pengasuh pesantren tersebut menghalang-halanginya.
Hingga pada akhirnya, kata Indra, relawan terpaksa mengalah, mereka meninggalkan pesantren itu meski belum berhasil mengevakuasi 16 penghuninya.
"Posisinya itu ada di atas, itu ada 16 orang. Daripada kami chaos, kontak fisik, lebih baik kami evakuasi yang mau saja," ucapnya.
Hingga kini belum diketahui, bagaimana kondisi 16 orang di pesantren tersebut. Sementara penduduk yang sudah dievakuasi dibawa ke sejumlah titik aman pengungsian yakni dari SMPN 2 Pronojiwo, SDN Supiturang IV, hingga Masjid Supiturang.
Sebelumnya, penduduk desa di sekitar GunungSemeru mulai mengevakuasi hewanternaknya ke tempat aman, Senin (5/12). Hewan-hewan itu berupa sapi, kambing dan ayam.
Jumlah pengungsi erupsi Semeru, Lumajang, Jawa Timur, terus bertambah. Saat ini tercatat sudah ada 2.219 jiwa mengungsi di 12 titik pengungsian.