Eks Napiter Sebut Bomber Astana Anyar Kerap Pengaruhi Rekan Satu Sel
Sosok Agus Sujatno sebagai pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung disebut sebagai pria yang kerap menguatkan paham radikal terhadap rekan satu selnya kala masih mendekam di rumah tahanan (rutan).
Hal ini diungkapkan eks napi teroris Munir Kartono yang sempat bersama-sama dengan Agus menghuni rutan Mako Brimob beberapa tahun lalu.
"Saya sempat bertemu dengan dia, dulu kami sama-sama jadi narapidana kasus terorisme, saya ditangkap 2016, Agus ini 2017 kami sama-sama menghuni Mako Brimob Kelapa Dua," ujar Munir dalam acara CNN Indonesia Prime News, CNNIndonesia TV, Rabu (7/12) malam.
"Jadi satu sama lain bisa saling menguatkan sehingga satu sama lain betul-betul jadi orang yang radikal," timpalnya.
Lihat Juga : |
Ia menceritakan, pada saat itu gerakan ISIS masih sangat gencar dan penghuni di sana juga didominasi oleh napi yang terafiliasi dengan ISIS.
"Karena pada saat itu kisaran 2016 sampai 2019 itu ISIS kan masih sangat gencar. Sehingga penghuninya sangat banyak di dalamnya itu," kata dia.
Munir menjelaskan, kategori merah yang masih melekat pada Agus di sini merujuk pada orang yang dianggap masih mempertahankan pemikiran radikal mereka.
"Paling tidak orang-orang yang masih dilabeli 'merah' mereka masih bertahan dengan pemikiran mereka yang lama dan juga tidak kooperatif dengan pemerintah," ujar Munir.
Sebagai informasi, aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung terjadi pada Rabu sekitar pukul 08.20 WIB, saat aparat melakukan apel pagi.
Ledakan telah menewaskan seorang anggota polisi dan sembilan orang lainnya luka-luka. Korban saat ini telah dibawa ke dua rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan medis.
Sedangkan, pelaku yang tewas di tempat diketahui bernama Agus Sujatno, seorang mantan napiter yang baru bebas 2021 lalu. Ia sebelumnya terlibat aksi bom Cicendo di Bandung dan ditahan pada 2017.