Kemenkes Temukan 20 Kasus Covid-19 Omicron Subvarian BN.1

CNN Indonesia
Kamis, 08 Des 2022 17:41 WIB
Kemenkes menyebut Covid-19 Omicron subvarian BN.1 juga telah diidentifikasi di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Austria, Australia, dan India.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan konfirmasi positif Covid-19 Omicron subvarian BN.1 tercatat 20 kasus per hari ini, Kamis (8/12). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan konfirmasi positif Covid-19 Omicron subvarian BN.1 tercatat 20 kasus per hari ini, Kamis (8/12).

Subvarian yang ke-16 ini telah ditambahkan CDC dalam daftar variant under monitoring (VuM) alias varian yang tengah dipantau.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut subvarian Omicron satu ini masih sublineage dari BA.2.75. Subvarian ini juga telah diidentifikasi di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Austria, Australia, dan India.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Indonesia sudah terdapat 20 kasus BN.1, dengan kasus pertama dilaporkan dari Kepulauan Riau dengan tanggal ambil sampel 16 September 2022," kata Nadia melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (8/12).

Dari data Kemenkes, 20 kasus tersebut tersebar di enam provinsi. Rinciannya, sembilan kasus di DKI Jakarta, lima kasus di Jawa Tengah, tiga kasus di Kepulauan Riau. Kemudian masing-masing satu kasus  di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.

Nadia menyebut belum cukup data mengenai kemampuan transmisi dan keparahan, namun diasumsikan subvarian ini memiliki kemampuan untuk 'immunity escape'.

Menurutnya, pemerintah akan terus berupaya mengawasi pintu masuk Indonesia guna meminimalisir persebaran varian-varian baru yang muncul. Pihaknya juga bakal memperkuat pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) dalam mengidentifikasi varian baru di Indonesia.

"Di dunia, pertama dilaporkan pada akhir Juli 2022 dari India," ujarnya.

Sementara Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan Indonesia kemungkinan besar tidak akan mengalami tren peningkatan kasus virus corona (Covid-19) dalam waktu dekat. Namun kondisi itu hanya terjadi dengan syarat apabila tidak ditemukan mutasi dan varian Covid baru di Indonesia.

"Mudah-mudahan dalam beberapa hari kalau kita lihat, kalau tidak ada varian baru, mudah-mudahan tidak ada lagi peningkatan kasus," kata Dante di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Selasa (6/12).

Dante juga menilai kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai puncak gelombang kasus yang sebelumnya melahirkan tren kenaikan kasus pada tiga bulan belakangan yang disebabkan oleh Omicron subvarian XBB dan BQ.1.

Mutasi Omicron subvarian XBB dan BQ.1 juga dilaporkan sudah mendominasi lebih dari 80 persen kasus Covid-19 di Indonesia. Dengan kondisi ini, mayoritas masyarakat dinilai sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19 baik melalui infeksi maupun lewat program vaksinasi virus corona.

"Biasanya kalau ada varian baru, varian baru itu mencapai puncak kira-kira tiga bulan, dan kita sudah masuk ke tiga bulan. Dan mudah-mudahan ini bisa diharapkan dianggap sudah mencapai puncak," ujarnya.

(khr/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER