Gerbang SDN Pocin 1 Dikunci Orang Tua Murid, Satpol PP Tak Bisa Masuk

CNN Indonesia
Minggu, 11 Des 2022 12:41 WIB
Satpol PP yang akan mengambil aset serta menghancurkan gedung sekolah SDN Pondok Cina 1 tidak bisa masuk. Orang tua murid telah berjaga di gerbang.
Satpol PP tidak masuk ke lingkungan sekolah SDN Pondok Cina 1 Depok lantaran orang tua murid mengunci gerbang dari dalam (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para orang tua siswa SD Negeri Pondok Cina 1, Depok, Jawa Barat menghadang puluhan aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang hendak menghancurkan bangunan dan aset sekolah pada Minggu (11/12).

Pantauan CNNIndonesia.com, puluhan orang tua siswa bersiaga di dalam gedung sekolah dengan mengunci gerbang. Mereka secara serentak melantunkan kalimat salawat.

"Astaghfirullah robbal baroya, astaghfirullah minal khothoya," seru para orang tua siswa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, puluhan aparat Satpol PP berada di depan area sekolah. Mereka hendak merangsek masuk. Namun, upaya itu dihalangi oleh tim kuasa hukum orang tua siswa beserta sejumlah organisasi masyarakat Pemuda Pancasila.

Debat alot pun terjadi antara Pemuda Pancasila dengan aparat Satpol PP. Pemuda Pancasila yang merupakan relawan dari SDN Pocin 1 Depok menolak aparat Satpol PP memasuki area sekolah dan melakukan pemusnahan bangunan.

Kedua pihak sempat bersitegang lantaran Satpol PP tetap berada di area tersebut meski ditolak orang tua murid. Suasana di dalam sekolah pun kian ramai. Para orang tua siswa bersorak sorai meminta agar aparat Satpol PP meninggalkan lokasi.

Para orang tua siswa mengaku akan bertahan di SDN Pocin 1 Depok hingga dibuatkan bangunan sekolah baru untuk anak-anak mereka.

"Enggak mau pulang, mau gedung baru," teriakan para orang tua siswa.

Dalam kesempatan yang sama, kuasa hukum orang tua siswa SDN Pocin 1 Depok Airlangga Julio mengatakan sejak awal bangunan itu berpolemik, para orang tua tidak diberikan ruang untuk menyampaikan berbagai keluhan mereka.

"Secara sepihak pemda hanya memerintah mereka harus pindah harus merger ke SD A SD B tapi tidak mendengarkan keluhan dari orang tua murid yang lebih khusus lagi murid itu sendiri," ujar Airlangga saat ditemui di SDN Pocin 1 Depok.

Ia menegaskan bahwa orang tua siswa tidak menolak anak-anaknya dipindahkan ke sekolah lain. Namun, mereka meminta agar disediakan fasilitas pendidikan yang layak untuk menampung anak-anak tersebut.

"Orang tua murid tidak menolak dipindahkan namun orgtua murid meminta diberikanlah terlebih dahulu tempat yang layak, nyaman, ruang sekolah dasar yang baik, sediakan dulu kelas yang memadai untuk menampung mereka," katanya.

Menurutnya, pembongkaran bangunan SDN Pocin 1 Depok ini tak memiliki dasar yang legal.

"Membongkar sekolah ini sama sekali tidak ada dasar. Belum berbicara mengenai HAM, ekonomi dan budaya," pungkasnya.

Sebagai informasi, Pemerintah Kota Depok membatasi kegiatan belajar mengajar di SDN Pondok Cina (Pocin) 1 paling lambat Jumat (9/12). Setelah itu, para siswa diminta pindah sekolah pada 12 Desember.

Keputusan itu diambil setelah Pemkot Depok menggelar audiensi dengan orang tua siswa SDN Pocin 1 di kompleks kantor Pemkot Depok pada Rabu (30/11).

Dalam kasus ini lahan SDN Pocin 01 bakal dialihfungsikan untuk pembangunan masjid oleh Pemkot Depok.

Para siswa SDN Pocin 01 yang bertahan terpaksa belajar di kelas tanpa didampingi guru. Pemkot Depok meminta para siswa di SDN Pocin itu untuk direlokasi ke sekolah lain yakni SDN Pocin 3 dan SDN Pocin 5.

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengklaim pihaknya menerima aspirasi dari masyarakat yang kesulitan mencari masjid di sekitar Jalan Margonda Raya sehingga merencanakan pembangunan masjid di lahan SDN Pocin 1.

Berdasarkan data yang dihimpun pada Selasa (29/11), sebanyak 200 orang tua dan siswa menolak dan memilih bertahan belajar di SDN Pocin 01.

(ina/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER