Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) ditakuti oleh para peserta pemilu baik itu calon presiden, calon wakil presiden, hingga calon gubernur.
Ia mengatakan hal tersebut berdasarkan pengalamannya yang sempat dipanggil Bawaslu DKI Jakarta ketika berkontestasi sebagai peserta Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012 lalu.
Jokowi mengaku grogi saat dipanggil oleh Bawaslu ketika itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya enggak ngerti kesalahan apa. Saya dipanggil. Sebelum datang saya grogi. Artinya bapak ibu ini (anggota Bawaslu) ditakuti dan disegani," ujarnya di hadapan anggota Bawaslu dalam Rapat Konsolidasi Nasional Bawaslu 2022, di Jakarta, Sabtu (17/12).
Jokowi bercerita dirinya merasakan ketakutan jika dipanggil oleh lembaga tersebut. Ketakutan itu kian menjadi jika panggilan dari Bawaslu merupakan peringatan terakhir.
"Apalagi diberi tahu ini peringatan terakhir. Pak Cagub, Pak Capres, ngeri semuanya karena saya pernah ngerasakan," tuturnya.
Jokowi meminta agar Bawaslu tidak hanya berhenti pada pengawasan teknis pelaksanaan tahapan pemilu. Namun, Bawaslu juga harus memiliki indeks kerawanan pemilu.
Jokowi juga berpesan agar Bawaslu tidak hanya fokus pada penindakan pelanggaran pemilu, tetapi juga meningkatkan upaya pencegahan.
Menurut Jokowi, Bawaslu harus mencegah sejak dini benturan sosial yang dapat disebabkan oleh kegiatan pemilu.
"Gesekan sekecil apa pun segera selesaikan saat itu juga jangan tunggu membesar," kata Jokowi.