Alasan Dudung 'Protes' Hibah Kecil Kodam Jaya dari Anies Baswedan

CNN Indonesia
Kamis, 22 Des 2022 16:43 WIB
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman membandingkan jumlah dana hibah yang diberikan Pemprov DKI Jakarta untuk setiap unit di TNI.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman menceritakan kisahnya saat menjabat sebagai Panglima Daerah (Pangdam) Jayakarta dan hanya mendapat hibah sebesar Rp16 miliar dari Pemprov DKI Jakarta. (CNN Indonesia/Muhammad Naufal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman membandingkan jumlah dana hibah yang diberikan Pemprov DKI Jakarta untuk setiap unit di TNI.

Menurutnya dana hibah yang diterima Kodam Jaya sebesar Rp16 miliar terlalu kecil jika dibanding dengan dana yang diterima unit lainnya mulai dari Kostrad, Kopassus, hingga Mabes AD.

Dudung mengaku pernah mengeluhkan hal tersebut kepada Anies Baswedan yang saat itu menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu saya Pangdam Jaya, saya pernah sampaikan gubernur waktu itu. Renovasi Gedung Sudirman itu sudah lama sekali, yang saya heran waktu itu Kodam Jaya Jayakarta itu dapat hibahnya itu Rp16 miliar," kata Dudung di Kodam Jaya Jayakarta, Rabu (21/12).

"Sementara, Lakespra Rp84 miliar Kostrad Rp52 miliar, Kopassus Rp48 miliar, Mabes AD aja dapat Rp43 miliar," lanjut Dudung.

Dudung mengaku ironis dengan hal itu. Menurutnya Kodam Jaya sebagai unit vital dalam pengamanan di Jakarta dibanding Kopassus, atau Kostrad. Kodam Jaya juga disebut sebagai mitra terdekat dengan Pemprov DKI.

Sehingga apabila terjadi sesuatu di Jakarta, maka Kodam Jaya yang akan turun lebih dulu mengatasi masalah tersebut.

"Saya bilang, itu mitranya gubernur itu Pangdam sama Kapolda kalau terjadi sesuatu di Jakarta yang berangkat duluan pasti Polda dan Kodam Jaya bukan Kopassus, bukan Kostrad, apalagi Mabes AD, kalau terjadi banjir dan sebagainya, kok kita malah Rp16 miliar, ironis saya bilang," kata Dudung.

Tak hanya itu, Dudung menyebut daerah operasi Kodam Jaya merupakan daerah yang ramai akan berbagai macam isu.

"Kalau di sini (Kodam Jaya) setiap saat, politik dan segala macam, harus ekstra," kata Dudung.

Dudung juga menceritakan kala dirinya bersama jajarannya berhasil mengatasi ancaman dari kelompok radikal.

"Apalagi zaman-zaman saya dulu begitu banyak kelompok radikal yang akhirnya bisa kita amankan," kenangnya.

Kendati demikian, Dudung tidak merinci secara spesifik kelompok radikal yang ia maksud.

Alumni Akademi Militer (Akmil) angkatan 1988 itu memang pernah menjabat sebagai Pangdam Jaya Jayakarta pada tahun 2020 hingga 2021 lalu.

Saat itu Dudung menggantikan Letjen TNI Eko Margiyono yang ditarik menjadi Pangkostrad.

Setelah menjabat sebagai Pangdam, Dudung sempat menjabat sebagai Pangkostrad menggantikan Eko yang dimutasi menjadi Kasum TNI.

Setelahnya, pada November 2021, barulah ia didapuk sebagai KSAD menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang diangkat menjadi Panglima TNI.

(mnf/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER