Eks Direktur WHO Minta Pemerintah RI Awasi Ketat Pelancong dari China

CNN Indonesia
Kamis, 29 Des 2022 09:50 WIB
Petugas saat melakukan pemeriksaan kesehatan kepada 61 warga China di Bali. (Dok. Angkasa Pura I)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan Indonesia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mendorong agar pemerintah memperketat pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelancong dan Warga Negara Asing (WNA) China yang datang ke Indonesia.

Hal itu merespons pemerintah China yang akan membuka kembali perbatasan mulai 8 Januari 2023 di tengah kenaikan kasus virus corona (Covid-19) yang masih terjadi di negeri tirai bambu itu.

"Usulan yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia, salah satunya meningkatkan pengawasan bagi pendatang dari China. Termasuk kemungkinan kejadian penularan dan juga sampai ke analisis Whole Genome Sequencing (WGS)," kata Tjandra kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/12).

Tjandra juga meminta agar Kementerian Kesehatan melakukan analisis mendalam dan rinci agar dapat menjelaskan kondisi atau fenomena Covid-19 yang terjadi di China. Analisis itu menurutnya meliputi efikasi proteksi vaksin hingga bentuk dan dampak kebijakan pelonggaran terhadap kenaikan kasus Covid-19.

Guru Besar FKUI ini menyebut WHO hingga saat ini masih membutuhkan informasi lebih rinci terkait kondisi Covid-19 di China. Namun kemungkinan penyebab kenaikan kasus Covid-19 di China akibat efikasi vaksin yang menurun, proteksi warga hanya dari vaksin dan bukan imunitas alamiah pasca terinfeksi, hingga kemunculan varian baru.

"Pertukaran informasi secara diplomasi kesehatan internasional, baik bilateral dengan China, atau menggunakan kerangka ASEAN-China. Atau barangkali melalui pendekatan sebagai sesama anggota G20, apalagi Indonesia baru selesai sebagai presidensi dan tentunya juga lewat WHO," kata dia.

China sebelumnya telah mengumumkan akan menurunkan upaya penanganan Covid-19 mulai 8 Januari nanti sehingga menjadi penanganan infeksi Kelas B. Sebelumnya, kasus Covid ditangani lebih serius dengan klasifikasi infeksi Kelas A.

Deputi Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Li Bin mengatakan ada berbagai faktor yang membuat negaranya melakukan penyesuaian terbaru dalam penanganan Covid-19. Li menegaskan perubahan cara penanganan itu bukan berarti China membiarkan virus itu merebak bebas begitu saja tanpa tindakan pencegahan dan pengendalian.

Presiden China Xi Jinping tak lama ini juga telah mengakui soal 'tsunami'Covid-19 baru yang tengah dihadapi negaranya. Ia pun mendesak agar para pejabat mengambil langkah lebih cepat untuk melindungi warga.

(kha/ugo)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK