Banjir yang melanda Kota Makassar, Sulawesi Selatan, selama sepekan terakhir membuat 3.189 rumah warga di empat kecamatan terdampak. Pemerintah Kota Makassar telah mendirikan belasan lokasi pengungsian.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar pada Kamis (29/12) mencatat sebanyak 3.189 rumah terdampak. Ribuan rumah itu tersebar di empat kecamatan yakni, Kecamatan Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea dan Panakukkang. Kecamatan Manggala dan Biringkanaya menjadi lokasi banjir terparah.
Sementara jumlah warga yang terdampak di Kecamatan Manggala sebanyak 288 Kepala Keluarga (KK) atau 1.157 jiwa dengan titik lokasi pengungsian ada 17 titik dan Kecamatan Biringkanaya terdapat 151 KK atau 543 jiwa dengan titik pengungsian ada 11 titik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk lokasi banjir masih terjadi di Manggala dan Biringkanaya. Total rumah warga terdampak ada 3.189 rumah," kata Kalak BPBD Makassar, Kepala BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin.
Sementara Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyebut banjir yang melanda Makassar, Sulawesi Selatan, akibat curah hujan yang sangat tinggi sudah kronis.
"Jadi banjir Makassar ini kan kronis. Kenapa kronis, karena berulang-ulang (terjadi) di tempat yang sama, kalau kita melihat lebih dalam lagi, maka sebenarnya itu tempat air tidak layak untuk dibuat tempat perumahan," kata Danny sapaan akrabnya kepada CNNIndonesia.com.
Danny meminta para pengembang perumahan ikut bertanggungjawab atas banjir di permukiman warga seperti yang dialami warga blok 8 dan 10 di Komplek Perumahan Nasional (Perumnas) Antang, Kecamatan Manggala.
"Saya minta developer ikut tanggung jawab. Jadi makanya saya mengkampanyekan ke masyarakat jangan beli rumah di tempat air," ungkapnya.
Rencananya Danny akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Lingkungan sehingga banjir di pemukiman warga tidak lagi terjadi.
"Saya akan membuat tim penanganan lingkungan. Jadi barang siapa perumahan yang menutup jalan air kita akan tindak," pungkasnya.
(mir/isn)