Gus Yahya: Sistem Coblos Partai Kurangi Hak Langsung Pemilih
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menilai sistem pemilu proporsional tertutup atau sistem coblos partai telah mengurangi hak langsung dari para pemilih.
Hal ini Yahya ungkapkan sebagai pendapatnya secara pribadi, bukan sikap resmi dari institusi PBNU secara keseluruhan.
"Saya punya pendapat pribadi soal itu ya. Pendapat pribadi saya bahwa sistem proporsional tertutup itu secara teoritis mengurangi hak langsung dari pemilih, itu saja," kata Yahya saat ditemui di Kantor PBNU, Rabu (4/1).
Ia menilai para pemilih tak bisa leluasa untuk memilih calon wakilnya yang akan duduk di parlemen secara langsung ketika sistem proporsional tertutup diterapkan.
Namun, Yahya mempersilakan para pihak terkait untuk menyepakati bersama soal aturan main sistem pemilu tersebut.
"Tapi secara umum ya silakan disepakati di antara para pemain yang terlibat dan terapkan berdasarkan kesepakatan, itu saja," kata dia.
Di sisi lain, Yahya mengungkapkan sampai saat ini PBNU secara institusi belum bersikap soal bentuk sistem pemilu mana yang didukungnya.
"Secara institusional tak ada sikap. PBNU belum ada sikap karena belum rapat," kata dia.
Pro kontra soal sistem pemilu proporsional tertutup atau terbuka kini tengah mengemuka.
Polemik tak hanya dari partai politik, namun elemen masyarakat sipil turut mengemukakan pendapatnya. Terbaru, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendukung wacana sistem pemilu kembali ke sistem proporsional tertutup.