Ketua RT 6/RW 2 Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Noves menyebut Tiko dan ibunya, Eny, yang diduga mengalami depresi terpaksa menadah air hujan untuk keperluan hidup sehari-hari di rumah mewah yang terbengkalai tanpa akses listrik sejak 2010.
Noves mengatakan kondisi perekonomian keluarga Tiko mengalami keterpurukan usai Tiko ditinggal ayahnya. Kondisi itu menurutnya juga menjadi pemicu Eny memiliki masalah pada kejiwaannya.
"Kalau kami lihat (penyebab masalah kejiwaan Eny) mungkin faktor ekonomi, terus pikiran. Mungkin permasalahan keluarganya. Menghidupi seorang anak, itu mengganggu mentalnya," ujar Noves, Rabu (4/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memburuknya perekonomian keluarga Eny itu membuat Tiko terpaksa menjual perabotan yang tersisa di rumahnya. Selain itu, Tiko terpaksa harus putus sekolah sejak kelas satu SMP. Ia kemudian meminta bantuan kepada warga sekitar untuk bekerja menjadi operator warung internet (Warnet).
"Seiring berjalannya waktu, ketika saya jadi pengurus RT, saya tawarkan (Tiko) jadi (petugas) keamanan. Kasihan, daripada keliling, maka kami jadikan keamanan. Sampai saat ini," kata Noves.
Kisah Tiko dan Ibu Eny belakangan viral di media sosial lantaran mereka tinggal di rumah mewah tanpa listrik dan air selama belasan tahun. Tiko disebut merawat sang ibu yang diduga mengalami depresi selama 12 tahun di rumah mewahnya yang terbengkalai tersebut.
Personel dari Gulkarmat Jaktim turun tangan ikut membersihkan rumah mewah terbengkalai milik Eny. Kasi Operasional Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan kegiatan pembersihan itu dilakukan setelah ada permintaan dari salah satu kelompok relawan yang bersimpati dengan keadaan rumah Ibu Eny.