Sejumlah kalangan menilai peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-50 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menentukan arah politik partai besutan Megawati Soekarnoputri itu di Pemilu 2024.
Jadi partai pemenang Pemilu 2019 yang memiliki suara melampaui ambang batas pencalonan pasangan calon presiden (capres) presidential threshold, PDIP justru belum mendeklarasikan nama kandidat yang bakal diusung hingga saat ini.
Sikap politik PDIP itu sangat berbeda dengan sikap partai politik (parpol) lain yang sudah mendeklarasikan nama kandidat capres hingga membentuk poros koalisi di Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Megawati bakal memberikan kejutan saat acara HUT PDIP ke-50. Bahkan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani mengaku tak menutup kemungkinan Megawati akan mengumumkan capres di ulang tahun partai berlambang banteng itu.
Internal PDIP sendiri sempat memanas dengan sejumlah nama capres yang muncul seperti Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Gubernur Jawa Tengah itu bahkan sempat ditegur partai karena menyatakan siap menjadi capres.
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan bahwa HUT ke-50 PDIP akan menjadi momentum bagi Mega untuk melakukan konsolidasi internal dalam persiapan menghadapi Pemilu 2024.
Menurutnya, PDIP akan berupaya untuk menguatkan kembali tiga pilarnya yaitu eksekutif, legislatif, dan partai.
"[HUT ke-50] ini lebih kepada konsolidasi internal karena mereka punya target menang tiga kali, itu tentu tidak mudah. Sehingga, mereka akan lakukan konsolidasi ke dalam untuk memperkuat semua lini yaitu eksekutif, legislatif dan partai itu sendiri. mereka mau sinergikan itu," ucap Jamiludin kepada CNNIndonesia.com, Selasa (10/1).
Megawati juga disebut akan memberikan kejutan saat peringatan HUT ke-50 PDIP. Namun Jamiludin pesimis kejutan itu akan berupa pengumuman nama kandidat capres-cawapres yang bakal diusung di Pemilu 2024 di acara HUT ke-50 PDIP.
Menurutnya, masih ada pertaruhan yang harus dipertimbangkan Mega secara matang sebelum menentukan hal tersebut.
Salah satunya, Jamiludin berkata, soal kelanjutan trah Sukarno di tubuh PDIP yang terancam hilang bila PDIP memutuskan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.
Meskipun Ganjar merupakan kandidat capres 2024 dari PDIP dengan elektabilitas tertinggi, menurutnya kelangsungan trah Sukarno di tubuh PDIP terancam karena Ganjar lebih memiliki kedekatan dengan Presiden Joko Widodo.
"Ini pertaruhan isu lama terkait menjaga kelangsungan trah Soekarno. Sebetulnya dari segi elektabilitas seharusnya PDIP akan usung Ganjar, namun Ganjar ini kan kemungkinan dinilai Mega lebih loyal ke Jokowi dibandingkan ke dia," ucapnya.
"Jadi menurut dia [Mega], kalau Ganjar itu yang dijadikan capres ada kemungkinan bisa gusur trah Sukarno. Itu yang tidak diinginkan Mega, itu kegamangan Mega yang saya lihat," imbuh Jamiludin.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Idil Akbar mengatakan bahwa PDIP akan mempertaruhkan waktu deklarasi capres 2024.
Menurutnya, PDIP sebenarnya tidak terlalu khawatir dan menganggap langkah parpol lain mendeklarasikan koalisi atau capres secara dini sebagai sebuah dinamika politik saja.
"Dalam pertaruhan itu, mereka tidak terlalu khawatir karena masih dianggap sebagai dinamika politik saja, karena itu mereka tidak terlalu buru-buru umumkan siapa yang akan mereka calonkan," katanya.
Sebagai parpol yang tengah berkuasa, Idil berkata, PDIP akan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk mendapatkan momentum politik ihwal deklarasi koalisi ataupun capres.
Bagi PDIP, ia memandang, hal terpenting saat ini ialah menjaga agar elektabilitas partai jelang Pemilu 2024 tetap berada di puncak.
"Mereka hanya perlu jaga agar elektabilitas PDIP tetap di atas," katanya.
Idil melanjutkan, PDIP tengah bertaruh untuk menentukan sosok kandidat capres yang tepat yang bisa memberikan dampak signifikan bagi PDIP di Pemilu 2024. Salah satu dampak itu, menurutnya, ialah pada coattail effect atau efek ekor jas.
Namun begitu, Idil meyakini, PDIP akan tetap mengusung kader sendiri sebagai capres atau cawapres di Pemilu 2024 mendatang.
"Tentu mereka ingin hattrick jadi pemenang pemilu. Nah untuk itu, mereka tentu ingin mendapatkan dorongan besar coattail effect yang dimainkan calonnya nanti terhadap PDIP," katanya.
"PDIP berhati-hati betul menentukan pilihan tersebut. Terkait siapa yang akan maju, 100 persen saya yakin kader mereka sendiri yang akan maju," pungkas Idil.