Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Arif Fahrudin meminta pendiri NII Center Ken Setiawan mengklarifikasi ucapannya soal pihak MUI yang dinilainya kurang responsif dan membuat para korban Negara Islam Indonesia (NII) kecewa.
Hal itu disampaikan merespons tudingan bahwa MUI mengabaikan laporan korban-korban NII yang diutarakan oleh Ken beberapa waktu lalu.
"Meminta Ken Setiawan mengklarifikasi kapan dan siapa pimpinan MUI yang dinilainya kurang responsif dan membuat korban NII kecewa," kata Arif dalam keterangannya, Selasa (10/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arif menilai klarifikasi itu perlu dibuat agar masyarakat menerima informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Baginya, MUI selama ini tidak abai terhadap problematika keumatan dan kebangsaan.
"MUI semaksimal mungkin bersama dan melayani keluh gundah masyarakat terlebih lagi jika terkait masalah keagamaan. Itu harus," kata dia.
MUI, lanjut Arif, punya komitmen dalam menjaga NKRI dari radikalisme, ekstremisme dan terorisme. Sebab, langkah ini jadi bagian tak terpisahkan bagi MUI dalam berkontribusi menjaga negara dan umat.
"MUI terbuka lebar bagi pihak manapun yang berkomitmen dalam perlindungan, pendampingan, dan penguatan masyarakat agar terhindar dari paparan paham keagamaan yang keluar dari prinsip wasathiyah, moderat," kata dia.
Sebelumnya, Ken Setiawan sempat menganggap negara jahat karena abai terhadap para korban NII serta perkembangan paham radikalisme NII di Indonesia.
Ia bercerita timnya menerima ribuan laporan dari masyarakat yang kerabatnya terpapar radikalisme, tapi tidak ditanggapi dengan serius oleh negara dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) dan Kepolisian. Ken juga menilai MUI abai terhadap pembimbingan para korban NII.
"Saat itu, ada orang tua yang menceritakan anaknya yang ikut NII sudah hilang sekitar 2 bulan tidak pulang ke rumah. Lalu dijawab oleh tokoh MUI bahwa keluarga tenang saja, wong anaknya sudah besar nanti juga pulang," kata Ken.