Ketua DPR Puan Maharani memberi semangat kepada 100 ibu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam kunjungan ke sentra UMKM di halaman kantor Kepala Desa Serangan, Denpasar Selatan, Bali pada Senin (16/1).
Para ibu tersebut kebanyakan merupakan kepala keluarga, dengan beberapa di antara mereka juga anggota Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA). Salah satu ibu yang bernama Maria menyampaikan keluhan akan harga bahan baku yang tinggi.
"Kita jadi susah jual makanan, karena harga bahan baku naik," kata Maria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar hal itu, Puan pun meminta Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa untuk memperhatikan isu terkait.
"Ini semua ngeluh soal harga bahan pokok. Coba upayakan operasi pasar," ucap Puan.
Sariyani turut menceritakan kondisi keuangan keluarga yang terdampak pandemi. Akibat suami yang belum kembali bekerja, dirinya pun berperan sebagai kepala keluarga. Maria dan Sariyani tak sendiri, puluhan ibu lain mengalami hal serupa.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik pada 2020, terdapat 11,44 juta keluarga yang dikepalai oleh perempuan. Mayoritas dari perempuan yang menjadi kepala rumah tangga tersebut hidup di bawah garis kemiskinan.
Puan memastikan DPR akan terus berupaya memperjuangkan kesejahteraan perempuan lewat produk legislasi, anggaran, dan pengawasan yang dilakukan DPR.
"Di dalam Indonesia yang maju, perempuan harus ikut maju. Perempuan harus diberi pembekalan dan dukungan untuk menjadi berdaya. Apalagi perempuan yang menjadi kepala keluarga," katanya.
Setelah melihat-lihat produk UMKM kuliner, kerajinan tangan, serta pakaian, Puan lalu membeli alas kaki dan dompet, sebelum melanjutkan kunjungan kerja ke United In Diversity (UID) Campus. UID sendiri merupakan wadah yang mempertemukan institusi pendidikan, penelitian dan pengembangan.
Kehadiran Puan saat itu diterima oleh President UID Campus, Tantowi Yahya. Di salah satu kawasan di kampus UID yaitu Kura Kura Clove, Tantowi memaparkan sejumlah rencana pengembangan kampus UID yang dikelilingi TechPark dengan ekosistem pengembangan kewirausahaan dan industri.
UID Campus bekerja sama dengan Tsinghua University Southeast Asia Centre dan Massachusetts Institute of Technology, serta organisasi nasional maupun internasional yang akan dibangun di Kura Kura Bali, Denpasar. UID Campus dilengkapi fasilitas seperti executive classrooms, ruang rapat, ruang media, dan open spaces area.
Secara umum, kampus ini mendeskripsikan dirinya sebagai Learning Hub, yang dibuat untuk mendorong beragam agenda Sustainable Development Goals (SDG). Selain itu, kawasan UID Campus sering digunakan untuk workshop, seminar, pelatihan, bootcamp, pertunjukan seni budaya, dan lainnya.
Puan mendorong agar UID Campus menjadi sumber ide dan aksi untuk mempercepat pencapaian SDGs di Indonesia. Terlebih, saat ini Indonesia berada di peringkat 82 dari 163 negara dalam hal pencapaian SDGs.
Menurut Puan, hal itu juga sejalan dengan filosofi UID yang dikenal sebagai Tri Hita Karana, yang menekankan kebahagiaan datang dari keselarasan hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan.
"Kita tahu ada peningkatan dari pencapain SDGs di Indonesia, namun hasilnya masih perlu dimaksimalkan," kata Puan.
(rea)