Siswa SMPN 1 Ciawi Berdansa Tuai Kritik Ternyata Atlet Peraih Emas
Aksi dansa siswa dan siswi SMPN 1 Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, viral dan mendapat kritik dari sejumlah netizen. Namun pihak sekolah memastikan siswa yang berdansa adalah atlet dance sport.
"Kami izin klarifikasi. Anak-anak ini memang siswa/i dari sekolah kami, kebetulan mereka adalah atlet cabang olahraga dance sport, pemenang medali emas PORPROV Jabar 2022," tulis pihak SMPN 1 Ciawi, di akun Instagram mereka.
Lihat Juga : |
Pihak sekolah menjelaskan tak ada ekstrakurikuler dance sport. Sekolah juga tidak memasukkan dance sport ke dalam kurikulum pembelajaran.
Lebih lanjut, pihak sekolah memastikan bahwa kedua muridnya mengikuti kompetisi tersebut atas nama pribadi. Adapun pihak sekolah hanya turut bangga dan mengapresiasi prestasi yang muridnya persembahkan.
"Dance Sport dinaungi oleh Ikatan Olahraga Dansa Indonesia (IODI), juga diperlombakan bagi atlet-atlet difabel, dimana mereka mengikuti Dance Sport dengan menggunakan kursi roda. Jadi, sebelum mengambil kesimpulan mohon di kroscek dulu ke pihak terkait sebelum memposting dan memviralkannya," tulis keterangan sekolah.
Video dua siswa dan siswi SMPN 1 Ciawi berdansa di sekolah viral di media sosial. Kedua murid SMP itu berdansa sambil disaksikan siswa-siswi lainnya.
Sejumlah respons pun diberikan warganet. Ada warganet yang mengapresiasi murid SMP tersebut. Sedangkan warganet lain juga ada mencibir aksi mereka.
Pihak yang mengkritik mengaitkan itu dengan sentimen agama dan pengaruh budaya asing.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengaku kurang setuju dengan cara pandang warganet di media sosial yang mengaitkan siswa SMP berdansa dengan budaya asing.
Syaiful memastikan siswa-siswi SMP yang berdansa di media sosial merupakan atlet cabang dance sport dan pemenang kejuaraan yang resmi dipertandingkan di Jawa Barat.
"Saya kurang setuju ya cara pandang yang sering kali serta-merta bahwa ini budaya luar dan seterusnya, dan selalu menghadap-hadapkan antara kita yang punya dengan yang di luar. Cara pandang ini, menurut saya, kurang tepat di tengah era yang begini luar biasa," ujar Syaiful, Selasa (17/1).
Menurut Syaiful, respons terbaik masyarakat adalah dengan menyikapi hal apapun yang masuk dari luar negeri dengan mencari konvergensi atau titik temu.
"Setelah dikonvergensikan nilai, value. Jadi dicari yang terbaik dari budaya luar yang ada. Jadi menurut saya, enggak bisa disalahkan, teman-teman tidak bisa disalahkan, terlebih mereka atlet. Cara pandang menghadap-hadapkan itu kurang relevan," tambahnya.
Berita selengkapnya di sini....
(pop/wis)