Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kota Solo membuka kemungkinan membiayai kajian pemugaran Pendapa Kepatihan Mangkunegaran.
Kepala Disbudpar Solo, Aryo Widyandoko mengatakan kajian tersebut merupakan tindak lanjut dari dihentikannya konstruksi di Kepatihan Mangkunegaran. Saat ini, Pemkot tengah menyiapkan mekanisme agar kajian cagar budaya bisa dibiayai APBD.
"Ini mungkin bisa kita siapkan anggaran kajiannya. Mekanisme keluar uangnya bagaimana supaya tidak digunakan untuk hal yang tidak perlu," katanya, Selasa (17/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wacana tersebut muncul mengingat Pendapa Kepatihan Mangkunegaran terlanjur dibongkar pemiliknya. Padahal untuk membangun kembali Pendapa tersebut, perlu dilakukan kajian dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) atau tim akademisi dari berbagai bidang.
Selama ini, kata dia, pemilik BCB yang ingin merenovasi asetnya harus menanggung sendiri biaya kajian tersebut.
"Yang merepotkan pemilik BCB ini kan soal kajian. Mereka nggak tahu harus ketemu siapa, mencari siapa," katanya.
Aryo mengatakan pembiayaan dari Pemkot tersebut juga memiliki kelebihan dibanding kajian yang dilakukan pemilik secara mandiri. Menurutnya, pengawasan akan lebih mudah dilakukan jika kajian tersebut dilaksanakan oleh Pemkot.
"Jika kajiannya dari Pemkot, berarti pengawasannya di Pemkot. Keuntungannya di situ," katanya.
Meski demikian, Aryo mengakui wacana tersebut baru dibicarakan dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Nur Basuki dan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Budi Murtono. Usulan tersebut harus mendapat persetujuan dari jajaran pejabat yang lebih tinggi.
"Belum mengerucut karena harus ke Sekda, Pak Wali Kota, bahkan mungkin sampai ke DPRD," katanya.
Aryo mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Guruh Adi Novianto selaku keluarga pemilik Kepatihan Mangkunegaran. Ia memastikan Pendapa tersebut bukan dibongkar melainkan dipugar karena sudah rusak. Hanya saja Aryo mengakui pemugaran tersebut menyalahi prosedur karena belum melalui kajian dari BPCB.
"Apapun, ini kan niatnya bagus. Ketika niatnya bagus, support Pemerintah di mana? Salah satunya ya membantu di kajian itu," katanya.
Guruh sendiri hingga saat ini belum bisa dikonfirmasi terkait Kepatihan Mangkunegaran. CNNIndonesia.com sudah berusaha menghubungi melalui pesan singkat dan sambungan telefon. Namun hingga saat ini Guruh belum memberi respons.
(syd/ain)