Kerap Disepelekan, Kasus Campak di RI Kian Meroket
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan kasus campak di Indonesia naik sebanyak 25 kali lipat selama setahun terakhir. Sepanjang 2022 telah dilaporkan 3.341 kasus campak yang teridentifikasi di 223 kabupaten/kota.
Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Anggraini Alam menilai kenaikan kasus ini dipengaruhi capaian vaksinasi campak yang cenderung terus menurun. Masyarakat dinilai sudah tidak terlalu khawatir bahkan menganggap infeksi campak sudah hilang di Indonesia.
"Jadi pada 2021 ada 132 kasus konfirmasi, dan di 2022 ada 3.341 kasus. Artinya memang bukan main kenaikannya," kata Anggraini dalam acara daring, Kamis (19/1).
Anggraini mencatat penurunan imunisasi campak sebenarnya sudah terjadi sejak 2015 silam, apalagi ditambah kondisi pandemi virus corona (Covid-19) yang menyebabkan konsentrasi tenaga kesehatan terbagi untuk mengejar vaksinasi Covid-19.
Selain itu, sempat terjadi 'kericuhan' akibat status kehalalan vaksin campak pada 2017. Namun ia menegaskan bahwa MUI telah mengeluarkan sertifikasi halal terhadap pemberian vaksin campak.
"Sebenarnya sudah ada program eliminasi campak, itu juga atas WHO minta semua eliminasi 2017 di Indonesia melakukan Jawa Bali, sukses. Tapi ternyata, banyak penolakan karena nextnya muncul adanya isu kehalalan vaksin," kata dia.
Lihat Juga : |
Terlebih lagi, Anggraini mengungkapkan penyakit campak kerap kali disepelekan. Sehingga banyak pula yang melewatkan imunisasi campak begitu saja. Bahkan terdapat salah satu cerita, saat ada salah satu anak yang terkena campak, orang tuanya ikut tertular secara bersamaan karena tidak memahami upaya preventif.
"Ditambah dengan karena kita lihat, 'Ah campak, sudah enggak pernah lihat kok. Itu sih zaman dulu'. Kalaupun juga ada campak, ini jarang lihat. Kalau ada dianggap ringan," imbuh Anggraini.
Lebih lanjut, dalam pemaparannya Anggraini menyebut campak terbagi dalam tiga fase. Awalnya akan muncul gejala berupa demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai dengan batuk, atau pilek.
Selanjutnya, orang tersebut akan mengalami mata merah dan terjadi ruam merah-merah di bagian tubuh, ruam pun menjalar, dan umumnya berawal dari belakang telinga. Dan fase terakhir, gejala terlihat dari ruam yang merembet ke bagian tubuh lainnya seperti tangan dan kaki.
"Kalau memang dilihat kulitnya muncullah ruam setelah demam Dia mempunyai tiga fase mulai dari ada gejalanya ada demam atau gejala khas 3C yaitu campak ada flu, pilek, atau mata merah dan adanya batuk-batuk. Kemudian ada fase erupsi atau ruam merah," ujar Anggraini.