Serial Killer Wowon Cs: Modus Perkawinan dan Fenomena Supranatural

CNN Indonesia
Minggu, 22 Jan 2023 12:04 WIB
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Ardi Putra Prasetya mengatakan supranatural atau hal-hal gaib masih eksis di tengah peradaban masyarakat kini.
Wowon Erawan alias Aki. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengungkapan kasus dugaan pembunuhan berantai satu keluarga di Bantar Gebang, Kota Bekasi, menjadi perhatian publik dalam tiga hari terakhir. Sebab, kasus itu turut membongkar dugaan pembunuhan lain oleh pelaku yang sama.

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap tiga orang pelaku atas nama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin. Setidaknya ada sembilan orang yang diduga menjadi korban pembunuhan tersebut, mayoritas mempunyai hubungan keluarga dengan pelaku.

"Sebagian besar korban berasal dari family tree para tersangka; istrinya, mertuanya, anaknya," ujar Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam konferensi pers, Kamis (19/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku yang merupakan orang terdekat korban hingga modus pembunuhan untuk memperkaya diri lewat penggandaan uang dengan cara-cara supranatural menjadi sorotan di tengah zaman yang semakin modern.

Fenomena Supranatural masih eksis

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Ardi Putra Prasetya mengatakan supranatural atau hal-hal gaib masih eksis di tengah peradaban masyarakat kini.

"Struktur sosial kita itu masih menempatkan budaya-budaya yang tidak terlihat itu masih sangat-sangat dihargai," ujar Ardi kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.

Dia mencontohkan dukun yang masih mempunyai status sosial tinggi di beberapa daerah di Indonesia.

"Jadi, orang misalnya berinteraksi itu biasanya dia segan, kalau enggak ya takut. Nah, akhirnya menimbulkan ada relasi kuasa di situ. Kalau dukunnya nyuruh apa, ngomong apa, biasanya ada hubungan patron klien, si masyarakat yang jadi korban itu jadi klien tuh," tutur Ardi.

"Jadi, dia biasanya ngikut-ikut aja. Disuruh minum racun ikut, disuruh ngumpulin kertas ikut. Seperti itu," imbuhnya.

Ardi turut mengomentari korban yang merupakan keluarga pelaku di kasus serial killer Wowon Cs. Ia mengatakan ada dua perspektif yang mendasari kejadian tersebut.

Pertama, pelaku benar-benar belajar ilmu supranatural dan membuat dia harus membunuh orang terdekat untuk memperoleh sesuatu tertentu seperti kekayaan.

"Mungkin pelaku ini juga belajar ilmu-ilmu supranatural, betul-betul belajar yang memengaruhi psikologis dia untuk bertindak. Misal kita enggak tahu kalau di baliknya pelaku ini harus membunuh untuk mendapatkan ilmu-ilmu tertentu," imbuhnya.

Faktor kedua yaitu 'menguasai' korban untuk motif ekonomi. Dalam hal ini disinggung pelaku Wowon yang mempunyai banyak istri.

"Ada juga yang psikologi pelaku ini rusak karena ternyata dia menganut kepercayaan atau aliran-aliran tertentu, dia sedang mempraktikkan sesuatu sehingga tuntutannya untuk membunuh orang-orang terdekatnya. Itu yang perlu diperdalam oleh penyidik," ucap dia.

Ardi berujar kultur masyarakat Indonesia secara umum sangat menjunjung tinggi mitos, legenda dan hal-hal lainnya yang bersifat supranatural. Dari kondisi itu, menurut dia, pelaku memanfaatkan momentum.

Ketika pelaku mengetahui kondisi masyarakat seperti itu, lanjut Ardi, potensi untuk berbuat jahat dengan cara-cara supranatural kemudian timbul. Di sini lah relasi kuasa akan muncul.

"Bertindak seenaknya itu bisa. Misalnya disuruh minum ini, orang lain pasti percaya karena dia melihat apa yang kita enggak lihat. Kasus-kasus ini banyak, enggak cuma di pembunuhan. Salah satunya pemerkosaan begitu juga," tandasnya.

Perkawinan jadi modus

Sosiolog Universitas Andalas Indraddin menilai kasus dugaan pembunuhan berantai di Bekasi dilatarbelakangi oleh motif uang. Dia melihat perkawinan hanya sebagai modus merebut kekayaan.

Dalam kasus ini, polisi mengatakan Wowon mempunyai enam istri di mana tiga di antaranya tewas dibunuh.

"Dia memperistri padahal niatnya memanfaatkan dan membunuh. Perkawinan itu lebih ke modus menurut saya. [Perkawinan] itu tempat berlindung yang enak, orang berkeluarga jadi orang lain tidak curiga," kata Indraddin.

"Menurut saya, ikatan keluarga inti itu mesti selalu dipelihara," sambungnya menjelaskan cara mencegah keberulangan kejadian.

Dia berpendapat motif uang sangat mendominasi di balik kasus dugaan pembunuhan berantai di Bekasi. Pelaku dan korban, kata Indraddin, sama-sama tergiur mendapatkan uang dengan jalan pintas.

"Motifnya adalah uang, baik si pelaku maupun korban sebenarnya sama-sama tergiur dengan uang. Cuma saja yang orang ini lakukan kan untuk mendapatkan uang dengan jalan pintas, berbeda dengan orang berbisnis yang membangun usaha untuk mencari uang," imbuhnya.

Indraddin turut menyoroti langkah Wowon Cs menghabisi keluarganya di Bekasi lantaran telah diketahui kejahatan yang dilakukan. Dari kacamata sosiologi, terang dia, hal itu merupakan sesuatu yang wajar.

"Ketika suatu perbuatan punya jejak lalu ketahuan sama orang lalu dihabisi. Nah, ketika berikutnya kesalahan dan ketakutannya semakin berlebih, maka tindakannya juga biasanya semakin brutal. Secara sosiologis itu wajar karena perilakunya itu berakumulasi; makin menjadi-jadi kalapnya," ucap dia.

Senada dengan Ardi, Indraddin menilai fenomenal supranatural masih eksis di masa sekarang. Dia pun mencontohkan banyak pedagang/penjual yang memanfaatkan ilmu gaib untuk cepat memperoleh kekayaan.

"Kenapa dia masih eksis? Karena peminatnya masih banyak," pungkasnya.

(ryn/ugo)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER