Danki Brimob Akui Beri Perintah Tembak Gas Air Mata di Kanjuruhan

CNN Indonesia
Kamis, 26 Jan 2023 18:04 WIB
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). (ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)
Surabaya, CNN Indonesia --

Dua polisi terdakwa Tragedi Kanjuruhan, Danki 1 (sebelumnya disebut Danki 3) Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, menampik telah memberikan perintah penembakan gas air mata ke tribune Stadion Kanjuruhan.

Hal itu mereka ungkap saat menjadi saksi dalam persidangan dua terdakwa Tragedi Kanjuruhan Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, dan Security Officer Suko Sutrisno.

Hasdarmawan mengungkapkan dalam pertandingan Arema FC kontra Persebaya, pihaknya mendapatkan perintah dari Polda Jatim untuk membantu Polres Malang melakukan pengamanan pertandingan.

Sebanyak 90 pasukannya pun dikerahkan. Dari jumlah itu sembilan orang di antaranya membawa senjata gas air mata.

"Saya sama anggota saya mobile dari pintu ke pintu, tapi pengamanan bukan di pintu tapi ke sektor. Menit 75 oleh Kasi Ops kami baru bergeser [ke dalam stadion]," kata Hasdarmawan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (26/1).

Petaka muncul setelah pertandingan selesai. Hasdarmawan menyebut, saat itu, mulai banyak penonton masuk ke lapangan. Match steward pun berusaha menghalau.

Namun situasi makin tak terkendali, penonton mulai melakukan penyerangan berupa lemparan batu dan botol.

Hasdarmawan dan pasukannya pun mulai menghalau penonton turun ke lapangan, Diawali dengan peringatan. Tapi hal itu tak digubris.

Hingga akhirnya ia pun mengerahkan pasukannya ke sisi selatan lapangan. Termasuk sembilan anggotanya yang membawa senjata gas air mata.

"Karena serangan itu sudah banyak lemparan. Saya memerintahkan anggota untuk persiapan penembakan. 'Penembak gas gun persiapan penembakan! Masukkan peluru ke dalam senjata!'," kata dia, menjawab pertanyaan jaksa.

Dalam kesaksiannya, Hasdarmawan mengaku memerintahkan sembilan anggotanya untuk masing-masing menembak sebanyak empat kali. Maka menurut jaksa total tembakan yang dilakukan ada 36 kali.

"Kalau keluar semua iya [36 kali tembakan di dalam stadion]," ucapnya.

Namun dari puluhan tembakan itu, ia menampik memerintahkan anggotanya mengarahkan gas air mata ke arah tribune. Arah tembakan, menurutnya disesuaikan dengan arah datangnya ancaman. Amunisi yang dilontarkan itu, berwarna merah, biru dan silver.

"Kalau [perintah arahkan tembakan gas air mata] ke tribune tidak ada. [Arah tembakan] sesuai dengan ancaman," ujar Hasdarmawan.

Hal itu, kata Hasdarmawan, dilakukannya tanpa komando siapapun. Padahal dia mengaku sudah mencoba menghubungi atasannya.

"Saya mencoba kontak dengan HT kecil Kasi Ops AKP Daryono, namun tidak ada tanggapan," tuturnya.

Usai menembakkan gas air mata di dalam stadion, Hardarmawan dan pasukannya kemudian keluar untuk membantu evakuasi mobil Baraccuda yang dinaiki Persebaya. Saat itu, dia mengaku memerintahkan anak buahnya untuk melakukan dua kali tembakan, untuk mengurai massa yang melakukan blokade.

Sementara itu, terdakwa Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi mengatakan mulanya 29 personelnya bertugas untuk melakukan pengawalan pemain dan official Persebaya dari hotel ke stadion.

Saat peluit panjang pertandingan dibunyikan, mereka lalu menyelamatkan pemain Persebaya yang berlari menuju ruang ganti. Saat itu, sejumlah penonton mulai melakukan serangan lemparan batu dan kayu. Pasukannya pun menghalaunya dengan tameng.

"Saat pemain Persebaya sudah dilempari, kami melakukan perlindungan dengan tameng ditaruh di atas kepala, itu sudah ada lemparan, jadi lapangan menuju ke lorong sudah ada lemparan," kata Bambang.

Namun serangan datang bertubi-tubi. Mereka terus berupaya bertahan menghalau agar tak ada penonton yang masuk ke lorong hingga ruang ganti.

Namun, kata Bambang, mereka terus terhimpit. Beberapa anggotanya pun terluka. Ia pun memerintahkan dua anggotanya

"Anggota kami terbatas 29 orang, sudah banyak yang sebagian terluka, akhirnya saya memerintahkan dua anggota saya untuk menembakkan gas air mata," katanya.

Lima amunisi itu masing-masing dua berwarna merah dan tiga berwarna kuning. Ia pun memerintahkan anak buahnya untuk menembakkan ke arah tengah lapangan.

"Saya lihat depan gawang sebelah utara bergerombol paling banyak suporter, sehingga saya perintahkan tembakan ke tengah lapangan. 'Tembak ke tengah lapangan satu kali!," ucap Bambang, saat memerintahkan anak buahnya saat itu.

Bambang juga mengaku tidak tahu lebih dulu mana ia dan pasukannya atau Brimob, yang menembakkan gas air mata, saat kejadian.

"Kami tidak tahu, kami tidak melihat, yang kami tahu kami ini sudah diserang. Kalau kami tidak menembakkan gas air mata, maka pertahanan kami akan jebol, di dalam masih ada pemain Arema dan Persebaya," pungkasnya.

(frd/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK