Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan koalisi partainya bersama Golkar dan PAN tak akan buru-buru menetapkan calon presiden (capres) yang diusung di Pilpres 2024.
Arsul menyebut pihaknya mempertimbangkan sejumlah hal sebelum mengusung pasangan capres dan cawapres. Pertama, sosok capres yang akan diumumkan PDIP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, kejelasan status Koalisi Perubahan yang digagas NasDem, PKS, dan Demokrat yang mendukung Anies Baswedan. Ketiga, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) oleh Gerindra dan PKB.
"Tentu pada akhirnya PDIP akan memutuskan siapa sebagai capres dan cawapres, yang kedua juga akan dilihat apakah yang disebut sebagai Koalisi Perubahan itu betul-betul terbentuk," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senin (30/1).
Arsul mengatakan KIB tak merasa perlu untuk terburu-buru mengumumkan capres. Menurutnya, masih terbuka lebar perubahan koalisi hingga nanti pendaftaran capres dan cawapres.
Ia pun mencontohkan kunjungan sejumlah elite NasDem ke Sekretariat Bersama (Sekber) PKB dan Gerindra pada Kamis pekan lalu. Hal ini berpotensi mengubah peta koalisi sementara yang saat ini sudah terbentuk.
"Sambil tentu harus diakui juga pada level pada pimpinan partai ada koalisi juga, lintas partai yang ada di koalisi yang berbeda yang berpotensi pada koalisi yang berbeda," katanya.
"Seperti kemarin, Pak Ahmad Ali datang ke Koalisi Indonesia Raya, kan begitu. Ada komunikasi yang saya kira dan tertutup dan tidak bisa saya sebut juga," tambah Arsul.
(thr/fra)