Putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep diusulkan berpasangan dengan Rheo Yuliana Fernandez.
Rheo adalah putra kedua Ketua DPC PDIP yang juga mantan Wali Kota Solo dua periode, FX Hadi Rudyatmo (Rudy). Selain itu, sebelumnya Rudy adalah Wakil Wali Kota Solo di bawah kepemimpinan Wali Kota Jokowi.
Wacana tersebut muncul dari Anggota Fraksi PDIP DPRD Kota Solo, Suharsono. Menurutnya pasangan Kaesang-Rheo bakal dapat mengulang kesuksesan ayah mereka ketika dua kali memenangi Pilkada Solo pada 2005 dan 2010 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ini terjadi, akan mengulang demokrasi dalam Pilkada Solo 2005. Walikotanya Pak Jokowi, wakilnya Pak Rudy," katanya, Senin (30/1).
Lihat Juga : |
Suharsono yang juga Wakil Ketua DPC PDIP Solo itu menegaskan usulan tersebut tidak hanya mempertimbangkan latar belakang keluarga dua tokoh muda itu. Menurutnya, Rheo yang selama ini bekerja di sektor perbankan akan cocok dengan Kaesang yang berlatar belakang pengusaha.
"Mas Rheo punya latar belakang pekerjaan di bidang ekonomi dan keuangan. Darah politik juga mengalir dari bapaknya," katanya.
Di satu sisi, Rudy juga mengakui anaknya sudah lebih dari 20 tahun berkecimpung di politik. Rheo, kata dia, bahkan selalu lolos seleksi sebagai bakal calon legislatif Kota Solo dari partai banteng sejak 2009 hingga 2019. Hanya saja selama itu Rheo selalu menolak menjadi caleg.
"Anak saya punya idealisme luar biasa. Dia enggak mau karena nanti kalau menang ndak dikira dimenangke pa'e (dianggap menang karena bapaknya)," kata Rudy.
Baru setelah Rudy tidak menjabat sebagai Wali Kota Solo, Rheo menyampaikan keinginannya untuk berkompetisi di politik elektoral tahun 2024 mendatang.
"Lah sekarang 2024 ini terjaring lagi, dia menyampaikan ke saya, 'Pak, saya tak meneruskan perjuangan bapak.' Ya silakan," kata Rudy.
Terkait wacana pasangan Kaesang-Rheo, Rudy menganggap usulan tersebut sebagai dinamika demokrasi di internal PDIP. Semua anggota PDIP berhak menyampaikan pendapatnya. Hanya saja ia mengingatkan ada mekanisme partai yang harus dipatuhi.
"Semua wacana itu sah-sah saja dan boleh. Tapi yang namanya proses politik itu ada sistem dan mekanismenya," kata Rudy.
Ia pun memberikan kebebasan penuh kepada anaknya untuk memutuskan karier politik.
"Lha kalau sudah menjadi pilihan mereka, ya silakan saja. Tinggal ketua umum merestui apa nggak, wong semua di ketum," katanya.
Sementara itu, Rheo memastikan akan melanjutkan jejak bapaknya dengan berpolitik di bawah naungan PDIP. Hanya saja, sejauh ini Rheo mengaku belum memutuskan apakah akan mengincar jabatan eksekutif atau legislatif. Apalagi untuk maju dalam Pilwalkot, akan tergantung pada keputusan ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Legislatif atau eksekutif kita lihat dulu nanti. Yang jelas legislatif sudah pasti karena saya sudah lolos penjaringan. Tapi saya belum tahu dapat rekom (Wakil Wali Kota Solo) atau tidak," kata Rheo.