Ibu Hasya Mahasiswa UI: Nyawa Mana yang Bisa Diganti dengan Uang?
Ibunda mahasiswa Universitas Undonesia (UI) bernama Hasya yang meninggal dunia karena tertabrak purnawirawan polisi, Dwi Syafiera Putriingin menyatakan hanya mau bertemu dengan pelaku yang menabrak buah hatinya itu di pengadilan.
Dirinya mengaku sempat dimediasi oleh pihak kepolisian. Akan tetapi, dirinya enggan dipertemukan dengan purnawirawan Polri, AKBP Eko Setio Budi Wahono yang menabrak anaknya.
"Saya enggak mau dipertemukan. Memang polisi punya inisiatif untuk mempertemukan kami, akan tetapi saya enggak mau. Saya mau saja bertemu, akan tetapi di pengadilan," ujar Ira di Bekasi, Senin (30/1).
Ira enggan berdamai dengan mudah lantaran nyawa anaknya sudah hilang. Oleh sebab itu, dia menempuh jalur hukum untuk mendapat keadilan.
"Karena buat kami, sudah ada satu nyawa yang hilang, yakni nyawa anak kami. Nyawa mana yang bisa diganti dengan barang maupun uang?" tuturnya.
Ira juga mengaku enggan membalas nyawa Hasya dengan nyawa pelaku. Dia hanya ingin proses hukum yang adil untuk buah hati tercintanya.
"Meskipun tidak nyawa dibalas nyawa, kita di negara hukum. Kami taati semua prosedur hukum tetapi justru hukum tersebut menyerang kami degan menetapkan anak kami sebagai tersangka," kata dia.
Ira mengungkapkan Hasya buah hatinya itu senantiasa menomorsatukan keluarga dibandingkan apapun.
"Hasya itu anak saleh yang nrimo banget. Untuk Hasya, keluarga nomor satu. Ada yang menyakiti anggota keluarganya pasti berurusan langsung dengan dia," ujar Ira kepada CNNIndonesia.com pada kesempatan lain.
Menurutnya, Hasya selalu berdiri paling depan jika keluarga dalam kondisi darurat lantaran memiliki sifat leadership yang tinggi.
Ira mengatakan Hasya memiliki kedekatan adiknya. Bahkan, menurut Dwi, Hasya seharusnya menrmani adiknya mengikuti seleksi Pra PON Tekwondo di Palembang pada 3 Februari 2023.
"Tanggal 3 Februari besok kami mengantar adiknya untuk mengikuti [seleksi]. Seharusnya almarhum juga ikut. Almarhum dan adiknya adalah atlet taekwondo pemegang DAN 2 Kukkiwon," tuturnya.
Menurut Ira, Hasya telah menggeluti taekwondo sekitar 10 tahun di bawah bimbingan ayahnya sendiri.
"Hasya sangat bangga dengan predikat nya sebagai Atlet Taekwondo. Almarhum masuk UI lewat jalur Prestasi keatletannya," ucapnya.
Selain itu, Ira juga mengungkapkan Hasya sangat pandai di bidang Matematika dan Bahasa Inggris.
"Sebenarnya dalam waktu dekat Hasya akan menerima beasiswa dari Fisip Ul untuk sekolah di Vietnam dan Singapura. Sayangnya, dia keburu meninggal dunia," ujar Ira.