Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengakui sempat tak didukung sebagian kadernya saat dirinya memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pemerintah Joko Widodo usai Pilpres 2019.
Pernyataan itu ia sampaikan saat memberi pidato di acara HUT Partai Gerindra ke-15 di kantor pusat partai tersebut, kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (6/2).
"Bahwa kita telah pernah rival dengan Pak Joko Widodo. Tapi, di ujungnya demi kepentingan yang besar, demi kepentingan Tanah Air yang kita cintai beliau berjiwa besar mengajak saya dan saya tidak ragu untuk menerima ajakan itu," ucap Prabowo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Walaupun mungkin ada di ruangan ini yang kurang dukung saya pada saat itu," tambah dia.
Namun, Prabowo mengaku saat ini tak mempermasalahkan hal itu. Ia menyatakan semua kader telah menyetujui keputusan tersebut.
Menteri Pertahanan itu mengakui dirinya tak mempersoalkan perbedaan pandangan di antara kader partainya. Prabowo menegaskan bahwa dirinya terbuka terhadap kritik. Namun, dia mengingatkan semua kader agar taat pada satu keputusan yang telah diambil.
"Tapi tidak apa-apa, itulah partai kita. Boleh berbeda pendapat, boleh mengkritik tidak ada masalah. Tapi begitu keputusan sudah diambil semua patuh. Semua kompak," katanya.
Selama pengalamannya di militer, Prabowo menyebut bahwa seorang prajurit harus percaya terhadap pimpinan. Dia mengingatkan agar seorang bawahan lebih baik keluar jika tak percaya kepada pemimpinnya.
Prabowo pun mengucapkan terima kasih kepada kader Gerindra yang saat ini masih bertahan dan masih percaya terhadap dirinya. Dia berjanji tak akan mengecewakan kepercayaan tersebut.
"Terimakasih atas dedikasi kalian. Semuanya dari seluruh Indonesia masih menggantungkan harapan. Masih memberi kepercayaan kepada saya. Terimakasih atas kepercayaan itu. Dan insya Allah saya tidak akan pernah mengecewakan kepercayaan saudara-saudara itu," katanya.