Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Marsda Wahyu Hidayat membantah kabar anggotanya menganiaya warga yang hendak menemui Presiden Jokowi di Sumatera Utara.
Wahyu memastikan orang yang menganiaya warga Sumatera Utara itu bukan anggota Paspampres. Ia telah mengecek anggotanya yang melakukan pengamanan kegiatan Jokowi kemarin.
"Bukan anggota saya," kata Wahyu kepada CNNIndonesia.com, Jumat (10/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu mengirim tautan berita lokal berisi keterangan Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan (Kapendam I/Bukit Barisan) Kolonel Inf. Rico J Siagian. Dalam berita itu, Rico juga menyampaikan penganiaya warga Sumatera Utara bukan anggota Paspampres.
Wahyu mengatakan lokasi kejadian berada di luar wilayah kerja Paspampres saat kunjungan Jokowi ke Sumatera Utara. Dia yakin betul penganiaya warga Sumatera Utara hanya mengaku-ngaku sebagai Paspampres.
"Tempat kejadiannya juga jauh dari tempat kegiatannya objek," ujar Wahyu.
Sebelumnya, beredar video belasan warga Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dianiaya saat hendak menyampaikan aspirasi ke Presiden Jokowi.
Kejadian itu diketahui publik melalui sebuah video di media massa. Kuasa hukum warga Tommy Aditya Sinulingga menyampaikan penganiayaan terjadi di depan gerbang Gedung Astaka Jalan Pancing, Kamis (9/2).
"Salah satu warga yang mau masuk mobil dicekik dia. Dalam hal ini sampai mengakibatkan memar. Dipaksa dia, 'Mana spanduk-spanduk dibuka!' Mereka mengaku dari Paspampres. Saya lihat ada sekitar empat orang, tiga di dalam mobil dan satu naik motor," ucap Tommy.
Dia melanjutkan, "Saya minta kartu tanda anggota Paspampres, mereka enggak mau menunjukkan. Kami koperatif kami kan enggak ada bentangkan spanduk. Rupanya yang dua orang bicara dan dua orang lagi melakukan aksi, itulah klien kita dianiaya."