Bamsoet Respons Kritik Taplak Meja Kulit Harimau di Ruangannya
Taplak meja kulit harimau di ruangan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) ramai diperbincangkan di media sosial. Mulanya, seorang warganet di akun Twitter mengunggah foto Bamsoet tengah menjamu para tamu di sebuah ruangan.
Ia dan para tamu duduk di sebuah meja besar dengan taplak kulit berkepala harimau. Taplak meja itu diduga hasil pengawetan.
"Keren mejanya, Kaum jelata pontang-panting teriak konservasi, para elite bangga dengan offsetan satwa dilindungi, gmn ni @IndieGem? SABAR KITA, GAK ENAK," tulis akun @ftryshanie pada Senin (6/2).
Pemilik akun dengan nama Fendra Tryshanie itu lalu membuat petisi di change.org. Dia mendesak agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengusut dugaan kepemilikan satwa yang dilindungi maupun pengawetan di ruangan rumah Bamsoet. Hingga berita ini ditulis, petisi itu telah diteken 622 orang.
Bamsoet merespons tudingan soal taplak meja harimau tersebut. Dia membantah taplak itu dibuat dari kulit harimau asli. Politikus Partai Golkar itu mengklaim taplak meja miliknya hanya tiruan.
"Itu tiruan," ucap Bamsoet dengan emoji tertawa saat dihubungi lewat pesan, Kamis (9/2).
Bamsoet menerangkan bahwa kepala harimau, macan tutul, dan singa, adalah hasil buatan perajin di Indonesia.
Tiruan itu dibuat dengan busa pahatan tangan, resin, dan wol. Sementara bulu dan kulitnya diimitasi dari kulit kambing dan sapi.
"Bagian kepala dicetak/terbuat dari resin atau kayu yg diukir. Mulai dari taring, gigi, lidah (mulut), rahang sampai tengkorak kepala. Lalu dilapis bahan wol atau kulit kambing atau sapi lalu dilukis sesuai keinginan. Loreng, tutul, atau polos," katanya.
Bamsoet juga mempersilakan soal desakan yang meminta agar taplak meja harimau itu diusut. "Silakan saja," katanya.
(thr/tsa)