Warga Paro Bedol Desa Usai Pembakaran Susi Air, Aparat Bantu Evakuasi
Tim gabungan TNI-Polri terjun membantu evakuasi puluhan warga di Distrik Paro, Nduga, yang mengungsi di pascateror pembakaran pesawat Susi Air.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengatakan total sudah ada 25 warga yang berhasil dievakuasi dengan helikopter menuju Distrik Kenyam.
Ia mengatakan saat ini seluruh warga yang telah berhasil dievakuasi sedang menjalani perawatan medis dan psikologis.
"Adapun total warga yang berhasil dievakuasi berjumlah 25 orang. Dengan keterangan delapan dewasa dan empat anak-anak menggunakan (Helikopter) Bell Polisi sementara enam dewasa dan tujuh anak-anak dengan menggunakan (Helikopter) Bell milik TNI AD," jelasnya ketika dikonfirmasi, Jumat (10/12).
Ignatius menjelaskan aksi eksodus tersebut dilakukan para warga lantaran merasa terancam dengan aksi teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
"Karena mereka (KKB) mengintimidasi kelima belas pekerja bangunan puskesmas itu. Masyarakat juga takut," jelasnya.
Sebelumnya tim gabungan berhasil mengevakuasi 15 orang pekerja pembangunan Puskesmas di Paro, Kabupaten Nduga.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menjelaskan proses evakuasi dilakukan terhadap 15 pekerja itu lantaran mereka sebelumnya dicurigai sebagai anggota TNI atau BIN oleh Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB).
"Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun puskesmas. Namun setelah dibangun memang ada lima orang yang tidak ada identitasnya, tidak ada id card," jelasnya kepada wartawan, Rabu (8/2).
Mathius mengatakan usai mendapatkan informasi tersebut Kapolres Nduga langsung berkoordinasi dengan Bupati Kenyam untuk segera mengeluarkan kelima belas pekerja dari Distrik Paro.
"Karena kami tidak mau ada pembantaian. Lanjutan dari prakejadian, tanggal 4, 5 dan 6 kita sudah susun rencana rapat di Timika, apabila nanti pesawat masuk kita akan bawa keluar para pekerja ini," ujarnya.
Ia menyebut ketika insiden itu terjadi, kelima belas pekerja sudah diamankan oleh salah seorang pendeta setempat.
"Semua 15 pekerja tidak pernah disandera, semua diamankan oleh pendeta di Paro. Dan mereka 15 pekerja itu sudah berada di Timika dan sedang dilakukan pemeriksaan kesehatan," pungkasnya.
(isn)