167 Warga Paro Dievakuasi Usai Jalan Kaki 5 Hari, 85 Anak Mengungsi
Tim Gabungan TNI-Polri mengevakuasi 167 masyarakat Distrik Paro, Nduga, Papua, yang mengungsi dari distrik itu pasca-aksi pembakaran pesawat Susi Air oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman mengatakan ratusan warga itu telah berjalan selama lima hari dari Distrik Paro ke arah Kenyam, Nduga melalui Quari Atas.
Lihat Juga : |
"Setibanya di Quari Atas, kemudian Satgas Satuan Organik Korem 172/PWY Yonif R 514/SY membawa para pengungsi tersebut dengan menggunakan 2 unit truk NPS, 1 unit mobil Hiluxmilik Satuan Organik Korem 172/PWY Yonif R 514/SY dan 3 unit Truk sipil dan 1 unit mobil Hilux," kata Herman dalam keterangan tertulis, Senin (13/2).
Herman mengatakan masyarakat yang dievakuasi pada Senin (13/2) itu terdiri dari 35 orang laki-laki, 47 orang perempuan dan 85 orang anak-anak.
Ia menjelaskan meskipun telah berjalan selama lima hari, ratusan masyarakat itu dalam keadaan baik.
"Mohon doanya, semua pengungsi masyarakat Paro tetap sehat. Dan apabila terdapat pengungsian susulan dapat dievakuasi dengan cepat dan selamat," kata dia.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa sebelumnya mengatakan Distrik Paro yang berada di Kabupaten Nduga, sudah kosong pasca-aksi pembakaran pesawat Susi Air oleh KKB.
"Paro sudah kosong masyarakatnya," kata Saleh melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/4).
Merujuk data yang sempat disampaikan, usai peristiwa pembakaran pada pekan lalu, ada 15 pekerja pembangunan Puskesmas di Distrik Paro yang dievakuasi oleh tim gabungan TNI-Polri ke Distrik Kenyam.
Setelahnya, tim gabungan mengevakuasi 25 warga menggunakan helikopter ke Distrik Kenyam pada Jumat (13/2).
Kemudian pada Sabtu (11/2), sebanyak 33 masyarakat juga dievakuasi. Mereka dievakuasi setelah berjalan melintasi hutan dari kampungnya di Paro, kemudian berjalan menuju Quary Bawah dan selanjutnya dijemput menggunakan dua truk dan tiga kendaraan lainnya.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan bertanggung jawab atas pembakaran pesawat Susi Air dan menyandera pilotnya pada Selasa (7/2).
Milisi yang disebut aparat Indonesia dengan sebutan KKB itu pun mengakui aksi pembakaran pesawat Susi Air itu.
"Pilotnya kami sudah Sandera dan kami sedang bawa keluar, untuk itu anggota TNI-Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma di bawah Pimpinan Panglima Brigjen Egianus Kogoya," demikian keterangan dari Juru Bicara Komnas TPNPB-OPM Sebby Sambom.
(yoa/pmg)