Pangkogabwilhan III dan Diplomat Selandia Baru Bahas Pilot Susi Air
Tiga orang Diplomat Selandia Baru serta perwakilan Kementerian Luar Negeri bertemu dengan Pangkogabwilhan III Letnan Jenderal I Nyoman Cantiasa di Kabupaten Mimika, Papua, Senin (13/2).
Berdasarkan keterangan tertulis dari Kodam XVII/Cenderawasih, para diplomat itu yakni Brendan Andrew Stanbury, Patrick John Fitzgibbon, dan Alexander Mcsporran.
Dalam pertemuan itu, para pejabat membahas perkembangan pencarian pilot Susi Air, Captain Philips M yang belum diketahui keberadaannya usai pesawat yang dibawanya dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, Selasa (7/2) lalu.
"Tak hanya itu, para pejabat tersebut meninjau jalur evakuasi kesiapan rumah sakit di Kabupaten Mimika sebagai pelayanan penanganan intensif apabila dilakukan evakuasi nantinya," tulis keterangan dari Kodam XVII/Cendrawasih.
Perwakilan Selandia Baru itu juga menawarkan bantuan apabila ada yang diperlukan saat melakukan pencarian dan evakuasi pilot tersebut.
"Sekaligus menyampaikan harapannya Pilot Captain Philip Mark Mehrtens dapat ditemukan dalam keadaan aman dan selamat," tulis keterangan Kodam XVII/Cendrawasih.
Dalam peristiwa ini, TPNPB-OPM sebelumnya mengaku menyandera pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.
"Pilotnya kami sudah sandera dan kami sedang bawa keluar, untuk itu anggota TNI-Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma di bawah Pimpinan Panglima Brigjen Egianus Kogoya," demikian keterangan dari Juru Bicara Komnas TPNPB-OPM Sebby Sambom, Selasa.
Sementara pada Kamis (9/2), Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan pihaknya belum bisa menentukan keberadaan pilot pesawat maskapai milik Susi Pudjiastuti tersebut.
Yudo menyebut saat peristiwa terjadi tidak ada saksi mata yang melihat.
"Karena dari awal kita enggak ada saksinya di situ, saat dibakar kemudian dia (pilot) larinya ke mana, lari sendiri atau dibawa, ini sampai sekarang belum ada info, makanya saya juga belum bisa menentukan itu ditahan atau tidak oleh KKB," kata Yudo saat itu.
(yoa/fra)