Banjir masih mengepung beberapa kecamatan di Makassar, Sulawesi Selatan. Warga yang terdampak banjir mengeluh harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli perabotan rumah yang rusak setiap tahunnya.
Kecamatan Manggala merupakan salah satu kecamatan yang menjadi langganan banjir di kala musim penghujan tiba di Makassar. Ada tiga kelurahan yang terdampak yakni, Manggala, Antang, dan Batua dengan total warga terdampak sebanyak 371 kepala keluarga (KK) dan 1,539 jiwa.
Salah satu RT di Kelurahan Manggala, Fatiah Bachmid mengeluhkan banjir yang kerap terjadi di wilayahnya yang mengakibatkan sejumlah barang elektronik warga rusak sehingga mereka harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli perabotan rumah tangga kembali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasti setiap tahun ada barang dibuang karena rusak. Ini sudah lima kali banjir, mulai November 2022 dan Desember dua kali. Kemudian Januari dan Februari. Kalau memang ada yang diusahakan setidaknya tinggi air berkurang, tapi ini makin parah," kata Fathia, Minggu (19/2).
Akibat banjir, kata Fathia warganya pun harus mengungsi di beberapa lokasi seperti di Masjid Al Muttaqin.
Ia juga mengeluhkan jika ada perwakilan pemerintah yang datang membawa bantuan selalu mengatakan untuk bersabar tapi tidak memberikan solusi agar tidak lagi banjir datang pada saat musim hujan tiba.
"Hanya bilang sabar, sabar. Kurang sabar apa kami ini, selama 23 tahun kami bertahan disini. Jadi tolonglah kami, capek, kami butuh solusi," ungkapnya.
Fathia berharap ada langkah nyata dari pihak pemerintah untuk mengatasi banjir yang setiap tahun terjadi dan ia menilai pemerintah tutup mata dan tak melakukan tindakan pencegahan. Bahkan, ketinggian air makin tambah.
"Kami kalau hitung-hitungan sudah 20 tahun lebih seperti ini. Awal kami kebanjiran akhir tahun 1999, kami mengungsi di masjid ini," imbuhnya.
Fathia menambahkan, hanya masjid yang berada di wilayahnya yang menjadi lokasi pengungsian setiap kali banjir datang merendam pemukiman warga.
Sementara itu, Camat Manggala, Andi Anshar menuturkan, bahwa banjir terparah di wilayahnya berada di blok 8 kompleks Perumnas Antang yang mencapai 1,5 meter.
"Ketinggian air bervariasi yang berada di wilayah Manggala, antara 10, 30, 80 sampai 150 sentimeter. Itu yang terparah di blok 8," kata Anshar.
Di lokasi banjir, kata Anshar tim SAR gabungan baik dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar dan Brimob Polda Sulsel terus mengevakuasi warga dan juga mengantarkan makanan ke warga yang masih bertahan di rumahnya.
"Jumlah titik genangan banjir di Manggala ada 33 titik dengan total pengungsi hingga hari ini ada 760 jiwa dari 179 KK. Titik pengungsian ada 12 titik yang telah didirikan," sebutnya.
Wilayah Makassar, Sulsel sudah dikepung banjir sejak November 2022. Menurut warga banjir terparah dirasakan pada Februari 2023.