Material longsor yang menimbun jalan di Kilometer 73, Jalan Timor Raya, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, NTT diperkirakan mencapai 10 ribu kubik.
Longsoran tanah tersebut seperti gunung bergeser atau pindah itu menimbun jalan sejauh 300 meter dengan ketinggian hingga belasan meter.
"Ini seperti gunung yang pindah, karena tanah yang menimbun jalan diperkirakan mencapai 10 ribu kubik," kata Direktur Peservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II Ditjen Bina Marga, Thomas Setiabudi Aden kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan untuk membersihkan material longsor yang diperkirakan memiliki volume 10 ribu kubik tersebut membutuhkan waktu hingga tiga pekan.
Untuk proses pembersihan, kata Thomas, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) X Wilayah NTT mengerahkan delapan alat berat yang terdiri dari tujuh eksavator dan dua buldozer.
"Yang diupayakan pertama pembukaan akses jalan darurat di lokasi longsor dan sejak Minggu sore untuk bisa dilalui kendaraan, tapi masih terbatas pada kendaraan roda dua dan roda empat sehingga arus transport logistik dan penumpang bisa diatasi," tegasnya.
Untuk selanjutkan kata Thomas, akan dilakukan pembukaan jalan alternatif. Ia mengatakan untuk pembuatan jalan alternatif membutuhkan waktu sekitar satu pekan.
"Jadi (jalan)yang kita buka saat ini hanya bersifat sementara, nantinya jalur di titik longsor yang saat ini dibuka akan ditutup total setelah jalan alternatif selesai dibangun, kira-kira satu minggu (untuk membangun jalan alternatif) " kata Thomas.
"Nah setelah jalan alternatif dibuka barulah proses pekerjaan untuk membersihkan material longsor bisa dilakukan secara maksimal," tambahnya.
Sementara itu Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) X Wilayah NTT, Agustinus Junianto mengatakan proses pembersihan terus dilakukan setiap hari.
"Tapi tentunya selalu memperhatikan keselamatan pengguna jalan, yang melewati jalur tersebut," kata Agustinus.
Agustinus menerangkan untuk mendukung akses transportasi, sistem buka tutup arus lalu lintas di lokasi longsor telah dilakukan sejak Minggu (19/2) malam. Selain itu, delapan alat berat selalu disiagakan di lokasi longsor.
Dia mengatakan saat ini untuk proses pembersihan dan pengerukan belum maksimal karena adanya pembukaan jalan darurat di lokasi longsor.
"Nantinya jika sudah dibuka jalan alternatif, melalui jalur berbeda barulah di lokasi longsor tersebut ditutup total untuk pekerjaan pembersihan," kata Agustinus.
Yang penting, kata dia, pihaknya sudah bisa membuka akses jalan walaupun masih bersifat darurat sehingga tidak membuat jalur transportasi darat di Pulau Timor lumpuh total.
Dia menyebutkan untuk proses pembersihan dan pengerukan material longsor yang masih menutupi jalan diperkirakan memakan waktu tiga minggu.
"Sekitar tiga minggu pengerjaan hingga benar-benar bersih," ujarnya.
Sebelumnya tanah longsor terjadi pada Jumat (17/2) malam sekitar pukul 22.30 Wita di Jalan Timor Raya KM-73, Desa Noelmina, Kecamatan Takari.
Material longsor seperti 'gunung geser' tersebut menutupi seluruh badan jalan sejauh satu kilometer dengan timbunan tanah lebih dari enam meter mengakibatkan arus lalu lintas trans Timor lumpuh total.
Akibat bencana longsor tersebut ratusan kendaraan pun tidak bisa melewati lokasi tersebut dan mengantre lebih dari tiga kilometer baik dari arah Kupang maupun dari Arah Kabupaten Timor Tengah Selatan
(eli/kid)