Proses evakuasi rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Harto yang mendarat darurat di Bukit Tamia, Muara Emat, Kerinci mengalami banyak kendala di hari kedua. Mulai dari kabut hingga medan terjal.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan cuaca menjadi kendala utama untuk evakuasi awak helikopter Super Bell 3001. Proses evakuasi juga sempat dihentikan karena cuaca tak menentu.
"Yang jadi kendala utama ini cuaca. Sudah ada angin, berkabut, akan ada petir. Maka, prosesnya akan dihentikan," ujar Dedi dalam konferensi pers, Senin (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski keadaan membaik, namun batas waktu yang diberikan BMKG dan Tim SAR untuk melakukan evakuasi hanya sampai jam 8 malam. Hal tersebut membuat proses evakuasi dilakukan pada pagi hari.
"Batas waktu evakuasi yang kami dapat dari BMKG dan tim SAR di Merangin maupun Kerinci adalah jam 8 malam. Evakuasi dilakukan besok pagi jika cuaca tak memungkinkan sampai jam 8," tuturnya.
Selain cuaca, lokasi rombongan Kapolda Jambi juga menyulitkan tim untuk mengevakuasi. Menurut Dedi, titik awak helikopter berada di dekat tebing sehingga tim udara kesulitan untuk meraihnya.
"Itu di tebing yang terjal. Pakai heli pun tidak bisa langsung turun vertikal, harus turun di satu tebing dulu baru jalan lagi lalu turun ke titik heli mendarat darurat," kata dia.
Dedi juga mengatakan lokasi jatuhnya rombongan Kapolda Jambi juga menyebabkan masalah bagi tim evakuasi darat saat hendak meraih tempat tersebut. Selain memakan waktu, Dedi juga mengatakan evakuasi melalui jalur darat memiliki risiko yang lebih tinggi dari pada jalur udara.
"Waktu tempuh jalur darat Kerinci ke Merangin kurang lebih 12 jam. Tak membawa beban saja butuh waktu 12 jam, kalau membawa beban dengan evakuasi menandu bisa lebih di atas 20 jam," ucapnya.
Kasubsi Operasi Basarnas Jambi Manca juga mengatakan rombongan Kapolda Jambi tak memungkinkan untuk dievakuasi melalui jalur darat.
Sebab, bentang alam di lokasi tersebut merupakan hutan lebat dan perbukitan yang tak pernah dijamah oleh manusia. Sehingga Tim SAR gabungan memfokuskan evakuasi melalui jalur udara.
"Topografi memang areanya itu berbukit dan lembah, lebat pohonnya, belum pernah dilewati oleh manusia. Jadi sangat terkendala apabila memanfaatkan evakuasi melalui jalur darat dan lama juga. Kita upayakan evakuasi melalui jalur udara," ujar Manca kepada CNNIndonesia TV, Senin (20/2)..
Di sisi lain, Kepala Kantor Basarnas Jambi Kornelis juga mengatakan kendala cuaca membuat evakuasi tak berjalan hingga sempat memulangkan helikopter.
"Untuk kendala saat akan melakukan evakuasi sore tadi, cuaca di sekitar lokasi berkabut dan tidak memungkinkan. Sehingga Helikopter milik Basarnas dan Puma Milik TNI AU kembali ke bandara Sultan Thaha" dalam keterangannya.