Sekda Beber Histori 'Jual Beli Kepala' Turis China di Bali

CNN Indonesia
Kamis, 23 Feb 2023 00:20 WIB
Sekda Bali mengatakan praktik 'jual beli kepala' turis pernah ditertibkan pihaknya, karena tak membangun ekosistem yang baik bagi pariwisata di sana.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra. (CNN Indonesia/Kadafi)
Denpasar, CNN Indonesia --

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra membeberkan histori praktik 'jual beli kepala' wisatawan yang diduga dilakukan sejumlah agen perjalanan dari China.

Menurut pihaknya 'jual beli kepala' itu adalah praktik culas yang kontribusi terhadap perkembangan pariwisata di Pulau Bali tidak terlalu besar, bahkan cenderung menciptakan ekosistem yang tidak baik bagi industri wisata Pulau Dewata.

"... 'Jual beli kepala' konteksnya, tidak terlalu besar kontribusinya bagi pariwisata Bali, dan bahkan tidak saling menciptakan ekosistem yang hidup menghidupi untuk pariwisata," kata Made Indra saat ditemui di GOR Praja Raksaka, Denpasar Selatan, Bali, Rabu (22/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebutkan sebelum Pandemi Covid-19, jual beli kepala wisatawan sudah pernah terjadi dan ditertibkan.

"Sebelum Covid-19 isu ini sudah muncul, tentang tadi jual beli kepala dan sebelum Covid-19 sudah ada. Dan sudah pernah ditertibkan. Pada era Covid-19 karena pariwisata kita turun tidak ada isu lagi karena memang pariwisatanya tidak ada," ujar Made Indra.

"Sekarang muncul lagi isu itu karena pariwisata (kembali pulih). Tetapi praktik itu tidak membangun ekosistem yang baik bagi pariwisata kita Bali," imbuhnya.

Tetapi, pihaknya tidak menjelaskan modus jual beli kepala wisatawan China di Bali seperti apa. Dia malah meminta agar pertanyaan itu ditujukan saja ke Wagub Bali Tjokorda Oka Sukawati atau Cok Ace yang menyoroti hal tersebut dalam rapat awal pekan ini dengan pelaku pariwisata di sana.

"Praktiknya seperti apa tentu Bapak Wagub yang tau, nanti ditanya ke Bapak Wagub karena praktik lapangannya persisnya seperti apa, beliau yang tahu," kata Made Indra.

Ia menegaskan  Pemerintah Provinsi Bali ingin pariwisata yang berkualitas dan memberikan manfaat bagi perekonomian di Pulau Dewata. Sehingga, soal 'jual beli kepala' turis itu harus disikapi.

"Kita ingin pariwisata yang berkualitas dan pariwisata yang memberikan manfaat bagi perekonomian masyarakat Bali. Bahwa, ada kompetisi di antara industri pariwisata, iya namanya juga bisnis. Tetapi bisnis itu harus fair di satu sisi tidak boleh saling mematikan satu sama lain tetapi saling hidup menghidupi," katanya.

Seperti diketahui, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Sukawati atau Cok Ace menyorot soal praktik curang modus 'Jual Beli Kepala' turis asal China yang terjadi di Pulau Dewata tersebut.

Hal itu disorotnya saat memimpin rapat Persiapan Tata Kelola Destinasi Pariwisata Provinsi Bali di Kantor Gubernur Bali, pada Senin (20/2).

Menurutnya turis-turis asal China secara kuantitas tidak bisa dipandang sebelah mata dan selalu menjadi salah satu jumlah wisatawan tertinggi ke Bali.

"Jadi kita harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu, dari segi regulasi hingga penunjang lainnya, sehingga target kunjungan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan daerah bisa terwujud," kata Cok Ace, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/2).

Di dalam keterangan tertulisnya tersebut, dia pun menyinggung persoalan 'Jual Beli Kepala' turis yang diduga dilakukan sejumlah agen perjalanan di China. Sebagai antisipasi, menyongsong dibukanya pasar turis dari China pada 2023 ini, Pemprov Bali pun mengumpulkan pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Saya mendengar juga ada banyak keluhan, tidak hanya oleh masyarakat kita namun juga oleh wisatawan Tiongkok sendiri bahkan dari Konjen Tiongkok di Bali. Karena hal tersebut juga merugikan para wisatawan tidak bisa menikmati Bali dengan baik," ujar Cok Ace.

(kdf/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER