Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginstruksikan agar tanggul Mojosarirejo yang jebol hingga menyebabkan banjir di wilayah Driyorejo, Gresik, untuk segera diperbaiki.
Tanggul tersebut jebol saat hujan deras yang mengguyur Gresik, Selasa (21/2). Jebolnya tanggul itu hingga terjadi banjir di Gresik dipicu aliran Sumgai Mojosarirejo menuju Sungai Avur.
Tercatat sebanyak 4 desa di Kecamatan Driyorejo terendam banjir. Empat wilayah yang diterjang air bah itu adalah Desa Sumput, Desa Mojosarirejo, Desa Karanggandong, dan Desa Driyorejo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lokasi terdampak, tepatnya Perumahan De Naila Village Blok G dan Blok E tampak air masih mengalir deras dari titik lokasi jebolnya tanggul.
Khusus di tempat ini, total warga terdampak yaitu sebanyak 66 KK. Seluruh warga terdampak ditempatkan di Club House Perumahan De Naila Village. Namun, beberapa warga juga masih ada yang bertahan di rumah masing-masing.
Menurut Khofifah, banjir itu memiliki kaitan antara sistem irigasi secara regional. Oleh karena itu, dia meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) untuk segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan BBWS Bengawan Solo.
"Ada dua tanggul di Blok D dan Blok E yang jebol karena intensitas air hujan melebihi kapasitas," kata Khofifah, Rabu (22/2).
"Tapi hal ini juga harus dicek ulang dari kapasitas tanggulnya, kualitas dan kekokohan tanggulnya, serta penampungannya. Juga sumber aliran luapan air harus ada asesmen baru supaya lebih komprehensif," tambahnya.
Khofifah merasa itu adalah momentum untuk menyatukan asesmen dari BBWS Brantas dan BBWS Bengawan Solo, Pemkab Gresik, serta Pemprov Jatim.
"Saya rasa saat seperti sekarang adalah saat yang sangat tepat untuk saling menyatukan asesmen diantara BBWS Brantas, BBWS Bengawan Solo, Pemkab Gresik serta Pemprov Jawa Timur. Kita evaluasi kembali bersama-sama kita satukan asesmennya," ujarnya.
Menurutnya sistem yang sudah dibangun Pemkab Gresik harus disinkronisasi bersama-sama, karena penataan wilayah sungai ini ada kewenangan yang berbeda.
Melihat intensitas hujan yang cukup tinggi hampir di seluruh Indonesia termasuk Jatim, Khofifah pun mengimbau pihak terkait untuk melakukan pengecekan ulang terhadap kapasitas tanggul yang ada di masing-masing titik.
"Memang sudah harus dilakukan asesmen kembali, supaya proses untuk bisa melakukan proteksi dan mitigasi itu semua bisa lebih terukur lebih baik," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Camat Driyorejo Narto mengatakan banjir di wilayah Perumahan De Naila Village merupakan kiriman dari tiga titik.
"Karena di sini titiknya rendah, maka aliran air mengalirnya ke sini. Sebetulnya sudah ada kali kecil yang sudah bisa dinormalisasi. Tapi mungkin nanti peran Ibu Gubernur untuk bisa mempercepat memperlancar. Ada Kali Avur dan Kalitengah," ucapnya
"Namun hal tersebut tidak memungkinkan karena kedua kali tersebut setelah dievaluasi Dinas PU SDA elevasinya lebih tinggi Kali Surabaya," tambah Narto.
Narto pun mengatakan kepada Khofifah usulan untuk dibuat sodetan di wilayah Desa Cangkir.
"Cuma 2 kilometer saja, tapi biayanya terlalu tinggi. Untuk Kali Avur butuh normalisasi sekitar 7 kilometer dan melibatkan semua perusahaan yang ada di driyorejo untuk biayanya,. Habis sekitar 950an juta dan ini sudah bagus" katanya
Narto juga mengusulkan agar pemerintah meninggikan jembatan penghubung yang melintasi aliran Kali Avur.