Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menyindir langkah safari politik Anies Baswedan ke beberapa daerah belakangan sebagai calon presiden dari Partai NasDem.
Saat dimintai tanggapan soal kekhawatiran oleh manuver politik Anies tersebut, Hasto menjawab santai. Dia menyebut partainya bergerak bersama para simpatisan, bukan secara individu.
Hasto pun menyindir pergerakan yang dilakukan sendiri-sendiri hanya akan menghasilkan utang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PDIP calon ini kan tidak berdiri sendiri, bergerak ke mana-mana bagi PDIP yang ikut bergerak itu adalah seluruh simpatisan anggota kader yang menyatu dengan rakyat," kata dia di sekolah PDIP, Jakarta Selatan, Kamis (23/2).
"Jadi pergerakannya kolektif, bukan orang per orang, kalau orang per orang sendiri yang bergerak nanti dia akan banyak utang," tambah Hasto.
Anies beberapa waktu lalu memang sempat menjadi sorotan terkait isu utang piutang dengan mantan pendampingnya di posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Anies disebut pernah berutang hingga Rp50 miliar ke Sandi saat maju di kontestasi Pilgub DKI 2017.
Dalam salah satu perjanjian kesepakatan antara keduanya, utang disepakati lunas jika keduanya menang. Anies dan Sandi belakangan menang dalam Pilgub kala itu.
Sementara, Hasto lebih lanjut mengatakan pihaknya akan melakukan kalkulasi yang matang dan tepat soal pencalonan presiden. Dia kembali menyindir Anies yang tidak beres menyelesaikan programnya sebagai gubernur.
"Berita hari ini saja dalam mengurus sungai kita tidak beres. Kita untuk mengurus stunting masa jadi persoalan mendasar. Jadi ancaman masa depan kita," kata dia.
Sebelumnya, salinan surat pernyataan pengakuan utang Anies Baswedan kepada Sandiaga Uno beredar di media sosial. Isi surat itu menyebut Anies berutang ke Sandi sebesar Rp92 miliar untuk logistik kampanye dan pemenangan keduanya di Pilgub DKIJakarta pada 2017.
Surat pernyataan itu berisi tujuh poin. Pada poin ketiga, Anies mengakui total telah meminjam Rp92 miliar kepada Sandi. Jumlah itu dibagi dalam tiga tahap peminjaman.
Masing-masing Rp20 miliar pada tahap pertama 2 Januari 2017. Lalu, Rp30 miliar di tahap kedua pada 2 Februari 2017. Kemudian pada tahap tiga sebanyak Rp42 miliar pada 9 Maret 2017.
"Dengan demikian saya mengakui total jumlah dana pinjaman I, dana pinjaman II dan dana pinjaman III adalah sebesar Rp92 miliar," bunyi salah satu poin dalam surat pernyataan yang ditandatangani Anies pada 9 Maret 2017.