Insiden terbakarnya ponsel (handphone/HP) milik salah satu penumpang di dalam pesawat Lion Air rute Kupang-Surabaya terjadi ketika pesawat didorong mundur (pushback) di Bandara Bandara El Tari Kupang, NTT Minggu (26/2) pagi.
Corporate Communication Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantono juga menyampaikan imbas insiden itu, salah satu penumpang membuka jendela darurat (emergency exit window) bagian kiri tanpa instruksi awak kabin pada pesawat Boeing 737-900ER registrasi PK-LQS.
"Lion Air telah memberangkatkan kembali dengan menggunakan pesawat berbeda pada hari yang sama. Lion Air memutuskan mengoperasikan pesawat berbeda dalam melanjutkan operasional penerbangan JT-693," kata Danang lewat keterangan tertulis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada penerbangan nomor JT-693, Lion Air membawa 7 (tujuh) serta 138 penumpang. Pesawat mengudara dari Bandar Udara Eltari pukul 14.20 WITA (GMT+ 08) dan mendarat di Bandar Udara Internasonal Juanda pukul 15.21 WIB (GMT+ 07).
Insiden ponsel terbakar di Kupang itu tidak sampai mengganggu operasional di Bandara El Tari Kupan.
"Kegiatan operasional di Bandara El Tari Kupang tetap berjalan dengan normal," jelas Gusti Airport Operation and Service Improvement Manager Angkasa Pura I Kupang, Gusti Made Yudha kepada CNNIndonesia.com, Minggu (26/2).
Penanganan terhadap 163 penumpang pesawat Lion Air juga telah ditangani oleh perusahaan maskapai.
"Tidak, tidak ada gangguan sama sekali, jadwal pesawat maupun yang lainnya semua berjalan normal," tegas Gusti.
Sebelumnya pesawat Lion Air jenis Boeing 737-900 ER dengan Nomor Penerbangan JT693 rute Kupang-Surabaya pada minggu (26/2) batal berangkat akibat terjadinya insiden terbakarnya karpet lantai kabin pesawat.
Pesawat yang mengangkut 170 orang tersebut mengalami insiden karpet lantai terbakar yang dipicu oleh meledaknya sebuah telepon seluler milik seorang penumpang bernama Apriyanto Nahak (25) yang duduk di kursi nomor 9D.
Apriyanto Nahak adalah seorang mahasiswa asal Kabupaten Malaka yang hendak berangkat ke Medan.
Telepon selulernya diduga meledak setelah dilempar oleh Apriyanto ke karpet lantai kabin pesawat setelah telepon seluler yang disimpan dalam kantong celananya terasa panas.
Akibat meledak dan membakar karpet lantai pesawat sehingga memicu keluarnya asap di kabin pesawat yang membuat seluruh penumpang panik.
Hal tersebut membuat penumpang menjadi panik dan bahkan seorang penumpang segera membuka jendela darurat di bagian tengah sebelah kiri pesawat akibat asap yang telah mengepul di dalam kabin pesawat.