Partai Amanat Nasional (PAN) sudah memberikan kode keras mendukung Ganjar Pranowo dan Erick Thohir di Pilpres 2024 mendatang.
Dalam Rakornas, Ketua Umum Zulkifli Hasan menyebut Indonesia bisa makin jaya jika mereka berdua yang memimpin.
"Jalan-jalan ke Simpanglima, jangan lupa beli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama, Insya Allah Indonesia tambah jaya." kata Zulhas dalam Rakornas PAN di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (26/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan kader PAN gegap gempita menyambut pantun yang dilontarkan Zulhas tersebut. Lebih spesial lagi, acara itu dihadiri Presiden Jokowi, Ganjar serta Erick.
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai PAN dan PPP tidak terlalu kuat di dalam koalisi jika dibandingkan dengan Golkar.
Namun, menurut dia, peluang menduetkan Ganjar dan Erick terbuka lebar dengan melihat sejumlah indikator.
"Kalau ditanya soal hingga hari ini Golkar masih mengusung Airlangga Hartarto Ketua Umum jadi capres, saya kira peluang PAN dan PPP secara matematis ya kecil, tetapi kalau ditanya soal politik harus realistis, saya kira terbuka lebar," imbuhnya.
Menurut Adib, mengusung Ganjar-Erick sebagai bacapres dan bacawapres merupakan langkah realistis. Dia menuturkan Ganjar selalu unggul dalam banyak survei nasional, terbaru Litbang Kompas.
Apalagi, menurut dia, tokoh politik yang sedang digandrungi banyak orang adalah model seperti Jokowi.
"Saya kira Ganjar ini prototipe yang mirip Jokowi. Dari segi komunikasi, blusukan, merakyat gitu, dia paling mendekati. Ini lah keuntungannya," kata Adib.
Namun, Ganjar dihadapkan pada situasi sulit atau dilema. Adib berpendapat Ganjar harus mempunyai sikap tegas menentukan pilihannya: bertahan atau keluar PDIP.
"Kalau misal KIB mengusung Ganjar dan Erick, saya kira ini pertaruhan yang luar biasa bagi Ganjar, dan saya kira Ganjar memang harus 'lompat pagar' karena situasi hari ini kemungkinan kecil PDIP usung dia," ucap Adib
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai posisi PAN cukup kuat dalam menawarkan Erick. Hal itu mengingat Erick bukan dari kalangan partai dan cenderung dianggap memiliki modal pembiayaan politik yang baik.
"Koalisi punya alasan menerima kesiapan logistik itu, juga soal popularitas Erick yang kian membaik," kata Dedi.
Dedi berpendapat skema memasangkan Ganjar dengan Erick sebagaimana keinginan PAN sangat menarik dan cukup kuat.
Kata dia, Ganjar sejauh ini sudah menguasai pemilih dan Erick mempunyai kecukupan logistik juga jaringan korporat.
"Peluang diterimanya skema ini cukup besar meskipun Golkar pasti berpikir dua kali karena harus bersabar untuk tidak usung kadernya sendiri, juga terkait Ganjar yang bisa saja mengalami erosi pemilih di mana saat ini ia lebih banyak ditopang oleh pemilih PDIP," kata dia.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menambahkan Ganjar merupakan tokoh politik yang masuk dalam radar kontestasi potensial. Meski sudah menguasai pemilih, Dedi mengungkapkan suara Ganjar berpotensi tergerus apabila diusung oleh partai politik selain PDIP.
"Meskipun tidak juga menonjol dominan di antara Anies dan Prabowo, tetapi sekurangnya Jawa tengah bisa dikuasai Ganjar, dan sumbangan suara minimal di Jawa Tengah ada di kisaran 40 persen. Tetapi, Ganjar didominasi pemilih PDIP, jika bukan PDIP yang usung Ganjar, dikhawatirkan ia kehilangan sebagian suara,"
(ryn/bmw)