Macet Parah 22 jam di Jambi Mulai Terurai, Truk Tambang Dijaga Ketat

CNN Indonesia
Rabu, 01 Mar 2023 17:28 WIB
Foto udara antrean kendaraan yang didominasi truk bermuatan batu bara saat terjebak kemacetan di Jalan Lintas Sarolangun-Muara Tembesi, Batanghari, Jambi, Rabu (1/3/2023). (ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN)
Jambi, CNN Indonesia --

Kemacetan parah yang terjadi di jalan nasional, Batanghari, Jambi, sudah mulai terurai setelah 22 jam.

Kendati demikian, jalan tersebut masih dipadati truk angkutan sehingga Polres Batanghari masih menangani permasalahan lalu lintas ini.

"Petugas masih mengurai. Kalau kemarin banyak kendala, kalau sekarang berkurang, tetapi mobil pribadi meningkat. Anggota sudah dikerahkan sejak tadi malam," kata Kapolres Batanghari, AKBP Bambang Purwanto, Rabu (1/3).

Tidak hanya mengurai kemacetan, Personel Polres Batanghari juga berjaga di mulut tambang untuk mencegah truk angkutan batu bara melintas sebelum jam operasional, yakni pada pukul 18.00 WIB - 06.00 WIB. Kata Bambang, jika pelanggaran jam operasional ini terjadi, kemacetan lalu lintas ini tidak bisa terurai.

"Dari kemarin sore tim kami berjaga di situ," ujar Kapolres Batanghari itu.

Penyebab kemacetan ini diduga akibat padatnya truk angkutan batu bara yang mencapai sekitar 8.300 hingga 11.500 unit. Truk ini melintasi jalan nasional, karena jalur khusus belum dibangun.

Tidak hanya padatnya truk angkutan batu bara, kondisi sekitar jalan itu juga memburuk karena hujan lebat.

"Curah hujan yang tinggi kemarin itu. Terus truk ini tidak berani parkir di kantung parkir, takut terperosok," ujar Bambang.

Kemacetan ini dikeluhkan Hidayat (28), warga Kota Jambi. Ia mengaku terjebak macet selama berkisar 22 jam.

"Kemacetan terjadi dengan 4 jalur. Selain truk batu bara, banyak juga mobil pribadi, mobil yang bawa ikan. Tidak bisa lewat lagi, tetunak di situlah," ujarnya, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (1/3).

Imbas kemacetan ini, terdapat pasien yang meninggal dunia di dalam ambulans. "Ada ambulans yang membawa pasien, meninggal di situ. Dia ini mau ke Jambi, tetapi tidak tahu mau ke rumah sakit mana," kata Hidayat.

Tidak hanya itu, terdapat pedagang yang mengeluhkan ikan yang diangkutnya mati di tengah jalan. Pedagang ini tentu mengalami kerugian besar, karena harga ikan yang telah lama mati berbeda jauh dengan harga ikan yang masih segar.

"Ini bukan lagi macet. Tapi tidak bergerak," kata Doni, pedagang ikan tersebut.

Setiawan, sopir truk angkutan perabot rumah tangga, juga mengeluhkan hal yang sama. Ia sudah terjebak macet selama lebih dari 15 jam.

"Dari sore kemarin, kami ini sudah terjebak kemacetan. Kalau sudah begini ya bisanya cuma pasrah dan sabar," ujarnya.

Ia mengaku sudah berkali-kali terjebak macet karena ada belasan ribu truk angkutan batu bara yang bergerak secara bersamaan pada malam hari di jalan nasional.

"Kami sopir ini punya jadwal ya, hari ini dan jam sekian misalnya kami harus sudah berangkat, kalau macet, tentu tidak ada lagi waktu istirahat di rumah," ungkapnya.

(isn/msa/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK