Cerita Pengungsi Kebakaran Plumpang, Berawal dari Bau Menyengat

Teguh, salah satu pengungsi kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, bercerita situasi sebelum dan saat peristiwa kebakaran pada Jumat (3/3).

Pada Jumat (3/3) malam WIB, Teguh menuturkan, dia berada di rumah. Saat itu hujan cukup lebat disertai petir. Kemudian ia mencium bau menyengat bahan bakar.

"Ada bau menyengat bahan bakar plus asap, tahu-tahu meledak aja. Api kelihatan dari kejauhan, warga berlarian," ujar Teguh seperti dilaporkan CNN TV dari markas PMI Jakarta Utara, Sabtu (4/3).

Dia pun mengevakuasi keluarganya ke GOR di Rawa Badak untuk mengungsi, sementara ia memilih kembali ke rumah.

Keputusan ini cukup berisiko mengingat api belum padam. Namun, Teguh mengatakan, semalam banyak warga masih bertahan untuk membantu evakuasi.

"[Semalam] rame-rame, banyak orang, [makanya] enggak khawatir, sambil bantu evakuasi korban, gotong royong. Sebelum ada petugas, warga inisiatif bantu," katanya.

Sementara itu, pada Sabtu (4/3) pukul 06.00, pihak PMI Jakarta Utara mengumumkan warga sudah bisa kembali ke rumah karena lokasi sudah aman. Warga bisa kembali ke rumah mereka untuk sekadar melihat situasi terkini atau menyelamatkan barang.

PMI Jakarta Utara pun akan memfasilitasi warga yang mencari sanak saudara yang mengungsi di titik berbeda.

Dari pantauan CNN TV, pos pengungsian di PMI Jakarta Utara belum memiliki WC umum dan masih mengandalkan dua toilet di dalam kantor PMI Jakarta Utara. Padahal, ada lebih dari 300 pengungsi di sana.

Cuaca Jabodetabek juga berpotensi hujan dan dikhawatirkan air akan menggenang di sekitar tenda sebab tidak ada tanah resapan air.

Sementara itu, warga yang merasa kehilangan anggota keluarga bisa melapor ke markas PMI Jakarta Utara. Kemudian akan dilakukan verifikasi setiap pagi. Pada pukul 10.00 WIB akan jadi verifikasi pertama oleh markas PMI Jakarta Utara.