ANALISIS

Peta Koalisi dan Ceruk yang Hilang di Head to Head Anies Vs Prabowo

CNN Indonesia
Selasa, 07 Mar 2023 09:20 WIB
Pengamat menilai head to head antara Prabowo vs Anies sulit terjadi mengingat kondisi politik kini di mana tiap partai politik ingin memajukan kadernya.
Prabowo dan Anies Baswedan dalam satu kesempatan jelang Pilkada DKI Jakarta 2017. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Peta koalisi jelang Pilpres 2024 kian kentara terbentuk. Dari profil sederet bakal calon presiden, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Anies Baswedan merupakan dua tokoh yang telah menyatakan kesiapannya bertarung.

Pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh menjadi momen pernyataan kesiapan untuk bertanding di kontestasi politik lima tahunan nanti.

"Kalaupun Anies sudah jadi keputusan politik NasDem dan kawan-kawan, ya kita hormati. Ya sudah kita hadapi, rakyat yang pilih, rakyat yang akan pilih," kata Prabowo di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Posisi head to head atau satu lawan satu ini dinilai masih dapat berubah dengan kehadiran poros lain. Analis Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai head to head sulit terjadi mengingat kondisi politik kini di mana tiap partai politik ingin memajukan kadernya.

Pangi menyakini bakal ada minimal tiga poros-di luar nama Prabowo dan Anies-dalam Pilpres 2024. Menurut dia, poros lain yang dinilai akan muncul adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ia menilai poros Prabowo vs Anies yang saat ini terjadi menjadi rezeki bagi poros Ganjar. Sebab, ceruk suara pemilih Prabowo dan Anies yang beririsan.

Selain itu, Ganjar juga dinilai memiliki segmen pemilih yang berbeda dengan keduanya. Ganjar, kata Pangi, memiliki peluang memanfaatkan suara dari segmen pemilih Jokowi.

"(Poros Prabowo vs Anies) Durian runtuh bagi poros lain, menguatkan kemenangan poros Ganjar kalau Poros Prabowo dan Anies maju. Berpotensi merobek tiket kemenangan Ganjar kalau salah satunya tidak maju dari poros Prabowo maupun Poros Anies," ujar Pangi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/3).

Pangi mengatakan apabila Prabowo tidak maju capres, maka itu memberikan jalan kemudahan atau karpet merah bagi kemenangan Anies.

Poros lain muncul

Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati juga menilai ada poros lain yang akan muncul. Terlebih, PDIP yang belum mengungkap siapa calon yang bakal diusung nanti.

Di sisi lain, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) disebut masih fleksibel antara membuat poros sendiri atau bergabung dengan poros lain. Beda cerita dengan PDIP yang Wasisto nilai akan membuat poros sendiri tanpa gabung koalisi.

Pertemuan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto-salah satu parpol KIB-dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar-salah satu parpol di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR)-Februari 2023 lalu disebut belum bisa diterjemahkan KIB nantinya akan merapat dengan kubu Prabowo.

"Sebenarnya manuver politik KIB itu selalu cair baik secara kolektif maupun per parpol anggotanya. Artinya memang, koalisi ini masih berupaya mencari bentuk ideal," jelas Wasisto saat dihubungi, Senin (6/3) malam.

Menurut Wasisto, kondisi poros Prabowo vs Anies kini bisa jadi rezeki ataupun juga tidak bagi poros lain. Hal itu tergantung siapa tokoh yang akan bergabung menjadi poros ketiga dalam Pilpres mendatang.

"Tergantung apakah poros lain sudah punya nama yang akan diusung atau belum," terang dia.

Pengamat Politik dari Universitas Andalas Asrinaldi mengatakan peluang untuk head to head dalam Pilpres mustahil terjadi. Sebab, ia menilai akan ada satu atau dua pasang calon lagi yang mungkin untuk maju di Pilpres.

Asrinaldi menyoroti persaingan yang hadir di tengah Prabowo dan Anies imbas dari ceruk suara yang beririsan.

"Namun jika melihat segmen suara pemilih Prabowo dengan Anies yang beririsan terutama pemilih Islam tentu persaingannya ada di sini," ujar Asrinaldi kepada CNNIndonesia.com, Senin (6/3) malam.

"Jadi kemenangan di antara keduanya tergantung kepada bagaimana memaksimalkan kampanye melalui media sosial untuk menambah suara dari kalangan milenial dan generasi Z," kata dia.

(pop/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER