Yusril Sudah Bicarakan Sistem Coblos Partai dengan Mardiono PPP

CNN Indonesia
Senin, 13 Mar 2023 13:08 WIB
Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra menyebut sistem proporsional terbuka bertentangan dengan UUD 1945. PBB kini menjadi partai yang mendukung wacana tersebut.
Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra mengaku sudah berbicara dengan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono soal wacana penerapan sistem proporsional tertutup di Pemilu 2024. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengaku sudah berbicara dengan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono soal wacana penerapan sistem proporsional tertutup di Pemilu 2024.

Yusril mengatakan dua sistem pemungutan suara dalam pemilu, baik proporsional tertutup maupun proporsional terbuka memiliki kelebihan maupun kekurangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tertutup terbuka itu sudah pernah saya diskusikan dengan Pj Ketum PPP dan tokoh ulama PPP. Dua-duanya ada plus minus. Kita tunggu saja putusan MK," ucap Yusril kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/3).

PBB kini tercatat sebagai partai yang mendukung wacana sistem pemilu proporsional tertutup bersama PDIP. Yusril menyebut proporsional terbuka yang saat ini berlaku bertentangan dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Ia menilai sistem proporsional terbuka melemahkan dan mereduksi partai politik, dan menurunkan kualitas pemilu.

"Ketentuan pasal, tentang pemilihan umum yang mengatur sistem proporsional terbuka, secara nyata telah bertentangan dengan UUD 1945," kata Yusril saat memberi keterangan dalam sidang uji materiil UU 7/2017 tentang Pemilu terkait gugatan pasal sistem proporsional terbuka di MK, Rabu (7/3) lalu.

Yusril menyatakan rencana kunjungannya ke PPP hanya akan berbicara seputar koalisi dan status partai Islam. Menurutnya, kekuatan politik Islam harus selalu ada di Indonesia bersama kekuatan nasionalis.

Namun, ia menyayangkan karena kini kekuatan politik Islam mulai turun, yang salah satu penyebabnya tak ada konglomerat mau mendukung.

"Kekuatan politik Islam makin terkikis oleh pragmatisme dan politik uang. Nggak ada konglomerat yang mau mendukung kekuatan politik Islam," katanya.

(thr/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER