Konsul Kehormatan Rusia di Bali, Gede Dharma Wijaya mengaku khawatir usulan Gubernur Bali, Wayan Koster mencabut Visa On Arrival (VoA) Ukraina dan Rusia.
Ia mengatakan, Gubernur Bali mengusulkan kepada Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H. Laoly, untuk mencabut VoA dengan catatan karena banyaknya warga Rusia dan Ukraina yang dianggap melakukan pelanggaran di Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya komunikasi dengan Dubes di Jakarta, itu tolong dievaluasi dahulu kebijakan itu, kan begitu. Jangan (dipukul rata) karena sekelompok kecil orang yang melakukan pelanggaran semua yang beriktikad baik yang beriktikad memang betul-betul berwisata ke Bali terkena juga dampaknya," kata Wijaya saat dihubungi Selasa (21/3).
Ia juga menyebutkan, bahwa saat ini harus disadari juga pariwisata di Bali baru saja pulih setelah terdampak Pandemi Covid-19 dan baru akan merangkak naik kembali menuju puncaknya.
"Ini diperlukan visa seperti dulu, saya khawatir bukan takut, saya khawatir mereka akan memilih destinasi wisata yang lain, bukan ke Indonesia dan ke Bali lagi. Oleh karenanya dengan kepala dingin kita selesaikan, kita duduk bersama dan evaluasi, " ujarnya.
"Berapa sih persentasenya (turis Rusia melanggar). Sedangkan, turis Rusia ke sini dibandingkan yang melanggar aturan mungkin tidak setiap hari yang melanggar.
Tapi marilah kita duduk bersama, kita selesaikan," lanjutnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa bila nanti benar dicabut tentu ada efeknya kepada pariwisata di Bali. Rental penyewaan sepeda motor yang sering disewa oleh turis Rusia juga akan terdampak.
"Sebab WNA Rusia itu senangnya naik sepeda motor, hobinya naik sepeda motor kemana-mana, bebas menghirup udara yang betul-betul diharapkan di Bali, ketimbang cuaca di negaranya yang dingin dan angin keras. Di sini mereka menikmati sekali," ujarnya.
Ia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali agar mengkaji dan mengevaluasi soal usulan tersebut
"Kami masih membutuhkan pemulihan pariwisata secara maksimal," ujarnya.
Ia juga menyatakan, bahwa kunjungan turis Rusia ke Bali di tahun 2022 mencapai 20 ribu sebulan dan per hari mencapai 2 ribu orang.
"Itu dua ribu per harinya yang sudah datang, mereka keluar masuk entah mereka datang melalui melalui Jakarta atau Surabaya karena belum ada penerbangan langsung ke Bali," ujarnya.
Sebelumnya, ulah nakal sejumlah WNA Rusia dan Ukraina di Bali membuat Gubernur Wayan Koster berencana akan mencabut VoA kepada dua negara tersebut.
Koster mengatakan pihaknya telah berkirim surat kepada Menteri Kementerian Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi terkait pencabutan VoA tersebut.
"Mengenai tindakan yang lain, saya sudah bersurat kepada bapak Manteri Menkumham dan ditembuskan kepada ibu Menlu untuk mencabut visa on arrival bagi warga Rusia dan Ukraina yang ingin ke Bali," kata Koster, saat konferensi pers, di Kantor Kemenkumham Bali, Minggu (12/3).
(kdf/bac)