Keikutsertaan tim nasional (timnas) Israel di Piala Dunia U-20 di Indonesia mendapatkan penolakan keras dari berbagai unsur masyarakat.
Sejumlah kepala daerah, organisasi masyarakat hingga organisasi keagamaan menyatakan menolak kedatangan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 yang rencananya digelar di enam provinsi, meliputi DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Penolakan mereka merujuk pada berbagai alasan yang utamanya bersumber dari pendudukan Israel di Palestina dan komitmen Indonesia mendukung kemerdekaan setiap bangsa sebagaimana diatur konstitusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut daftar tokoh dan institusi yang terang-terangan menolak kedatangan Timnas Israel U-20 ke Indonesia:
Ketua DPP PDIP bidang Keagamaan dan Kepercayaan kepada Tuhan, Hamka Haq menyebut wajar publik menolak kedatangan Timnas Israel ke Indonesia.
Ia menyebut penolakan itu tidak melanggar konstitusi dan sama dengan sikap Presiden pertama RI Sukarno yang tidak mengakui Israel.
"Ya penolakan terhadap Israel itu berdasarkan prinsip Bung Karno, bahwa Bung Karno tidak akan mengakui negara Israel sebelum memerdekakan Palestina. Sampai sekarang prinsip itu dipegang oleh negara kita, termasuk oleh masyarakat luas," kata Hamka di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/2).
"Tentu penolakan itu berdasarkan sejarah kita sendiri. Artinya, tidak melanggar konstitusi kita, tidak melanggar prinsip, meski sebenarnya selama ini sudah ada jalinan-jalinan hubungan informal dengan Israel," kata dia.
Di Jawa Barat, Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono juga menolak keras kehadiran timnas Israel itu. Ono mengimbau Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuat surat resmi ke pemerintah pusat, Kementerian Pemuda dan Olahraga, hingga PSSI terkait penolakan ini.
Hal serupa terjadi di Jawa Timur, DPD PDIP Jawa Timur juga menolak kehadiran tim nasional Israel. Mereka menginstruksikan agar Fraksi PDIP di DPRD Jatim menyampaikan penolakan secara terbuka kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
"Menginstruksikan kepada Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Jatim untuk menolak kehadiran delegasi dari Israel pada Piala Dunia U-20 di Jawa Timur," kata Plt. Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah, Kamis (23/3).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan sikap menolak kedatangan Timnas Israel merupakan wujud komitmen dukungan untuk kemerdekaan Palestina sesuai amanat Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno.
"Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non-Blok maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Jadi ya kita ikut amanat beliau," kata Ganjar di Semarang, Kamis (23/3).
Kader PDIP lain yang juga Gubernur Bali I Wayan Koster mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang isinya menolak timnas Israel berlaga di Bali dalam ajang Piala Dunia U-20.
Surat itu bernomor T.00.426/11470/SEKRET perihal Penolakan Tim Israel Bertanding yang ditandatangani oleh Wayan Koster pada 14 Maret 2023.
"Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang tim dari negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali. Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan tim dari negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali," bunyi isi surat Koster tersebut.
PA 212, FPI, dan sejumlah organisasi masyarakat keagamaan lainnya juga menolak kedatangan timnas Israel ke Indonesia.
Mereka bahkan menggelar demonstrasi penolakan itu pada Senin (20/3) lalu dan mengancam akan mencegat kedatangan Timnas Israel di Indonesia.
"Israel menjajah. Indonesia sepakat penjajahan di dunia harus dihapuskan!" teriak salah seorang orator.
Mereka pun mengancam akan melalukan demonstrasi terus-menerus sampai pemerintah menggagalkan kedatangan Timnas Israel.
Penolakan juga datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyebut semua ormas Islam di Indonesia tegas menolak kehadiran Timnas Israel ke Indonesia.
Ketua MUI Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan, hal itu telah disepakati dalam pertemuan antara MUI dengan ormas-ormas Islam di Indonesia beberapa waktu lalu.
"Semua ormas Islam yang hadir menyatakan sikap menolak kehadiran timnas Israel," kata Sudarnoto kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (18/3).
Sudarnoto menjelaskan terdapat empat alasan penolakan tersebut. Pertama kata dia, ini berkaitan dengan amanah konstitusi yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Alasan kedua berkaitan dengan hubungan diplomatik. Dia berpendapat, jelas sekali Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel dan tidak akan pernah membuka hubungan diplomatik sepanjang Palestina masih dijajah.
Alasan ketiga berkaitan dengan solidaritas. Ormas Islam dan MUI tetap memperkuat solidaritas kepada rakyat dan bangsa Palestina
Untuk alasan keempat, persatuan dan kesatuan bangsa harus dirawat, diperkuat dan dilindungi dari ancaman disintegrasi yang diakibatkan oleh kontroversi dan pro-kontra yang dibiarkan seputar timnas Israel.
Menanggapi gelombang penolakan ini, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin meminta semua pihak tidak mencampur aduk olahraga dan politik.
Ia meminta semua pihak melihat secara jernih persoalan ini. Ia menekankan lagi Indonesia tak menggugurkan sikap dan pemikirannya memperjuangkan hak kedaulatan negara Palestina meski menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang dihadiri Israel.
"Jangan pernah ada orang mencampur adukkan kerja-kerja urusan sport dalam hal ini World Cup U-20 dengan urusan politik," kata Ngabalin dalam video yang ditayangkan CNN Indonesia TV.
(wis/mnf/wis)