Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil sampel 14 makanan yang dijajakan oleh pedagang di Kawasan Wisata Pecinan Kya-Kya Jalan Kembang Jepun, Surabaya.
Kepala BPOM Surabaya Rustyawati mengatakan pengecekan ini untuk mendeteksi apakah makanan itu mengandung bahan berbahaya seperti boraks atau tidak.
"(Pengecekan ini untuk mendeteksi kandungan) bahan berbahaya dalam makanan, seperti formalin, boraks, rhodamine b, pewarna tekstil," kata Rustyawati, Rabu (5/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil uji sampel tersebut, BPOM menemukan satu makanan yang diduga mengandung boraks. Sementara 13 lainnya dinyatakan aman.
"Ada yang masih mengandung boraks, cuma satu saja dari 14,"ujarnya.
BPOM pun memastikan bakal melakukan pembinaan terhadap penjual yang dagangannya terindikasi mengandung boraks. Hal itu dilakukan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya.
Tak hanya itu saja, BPOM bersama Dinkes Kota Surabaya juga berencana menelusuri bahan baku yang digunakan pedagang itu dalam makanan yang dijualnya.
"Nanti misal dia menggunakan apa, sumbernya dari mana. Kami telusuri sampai ke hulu. Ini kan pedagang yang sudah di hilir, jadi nanti kami telusuri sampai ke hulu," katanya.
Selain di Kya-Kya, BPOM Kota Surabaya memastikan akan berkeliling untuk melakukan pengujian sampel makanan di lokasi lain saat Ramadan.
"Kami keliling, di Surabaya banyak kami masuk pasar juga. Kami juga ada program, keinginan eradikasi boraks," ucap Rustyawati.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga akan menelusuri peredaran boraks di wilayahnya.
"Kami akan menelusuri dimana tempatnya dan kami akan bina agar tidak menggunakan bahan kimia," ucapnya.
Eri menambahkan pengujian sampel makanan rutin dilakukan, termasuk saat Ramadan. Langkah itu untuk memastikan keamanan konsumsi bagi masyarakat.
Meski demikian, Eri meminta agar masyarakat Surabaya tidak perlu khawatir mencari kudapan berbuka puasa, baik itu di Kya-kya maupun di tempat lainnya.
(frd/dzu)